Friday, 31 October 2014

Cuboid syndrome merupakan displacement os. Cuboid oleh otot peroneus longus. Kejadian dapat gradual atau traumatik. Nyeri akut dan hipomobiliti dapat terjadi karna trauma atau kontraksi powerful dimana saat ankle pada posisi plantar fleksi dan inversi. Dalam ruang lingkup peroneus longus ialah pada saat ketidakberuntungan mechanical dan menarik bagian lateral cuboid ke dorsal dan medial plantar.

Tanda dan gejala cidera ini yaitu nyeri layeral ankle terutama saat fase midstance. Hasil pemeriksaan ditemukan hipomobility calcaneocuboid joint. Test traksi aduksi atau supinasi pada calcaneocuboid joint positif. 

Treatment yang dilakukan yaitu mengembalikan athrokinematik cuboid ke arah normal dan mencegah trauma berulang. Ice massage atau cold whirlpool bath dan manipulasi os. Ciboid. Setelah restorasi cuboid pada alignmentnya semula, perlu balance exercise dan penggunaan pad pada sepatu untuk mengurangi stress pada mettatarsal 4 dan articulotio cuboid. 


Kompresi dan tekanan berlebih pada sirkulasi neurovaskular antara caput metatarsal dapat menimbulkan pembengkakan berbentuk tumor kecil pada jaringan fibrous yang dikenal dengan morton tekananintermetatarsal neuroma. 

Tekanan dan himpitan neurovaskular antara caput metatarsal dan ligament transversal metatarsal terjadi pada ankle yang hipermobile selama midstance dan propulsion. 

Keluhan utama kasus ini yaitu numbness, tingling, atau sensasi terbakar pada forefoot yang menjalar ke jari jari kaki. Lesi biasanya berada di antara metatarsal  3 dan 4 dan seringkali terasa ada ganjalan pada bawah kaki atau nyeri kejut saat berjalan. Nyeri dapat berkurang dengan sepatu dan dengan kompresi manual caput metatarsal. Gejala dapat meningkat dengan kompresi simultan pada caput metatarsal  dalam ruang transverse dan tekanan plantar pada celah interdigital sendi metatarsal. 

Keluhan nyeri dapat berkurang dengan pad yang diletakkan pada metatarsal antara proximal dan caput metatarsal dengan meningkatkan celah metatarsal dan mengurangi tekanan. Pemilihan sepatu harus dengan celah jari jari yang luas dan diselipkan alas ortotic untuk mengontrol hipermobility. 

lesi degeneratif pada tendon peroneal atau inflamasi pada pembungkus proteksi ankle yang umumnya dialami oleh atlet sebagai kompensasi dari overuse otot peroeus ini. patologinya yaitu akibat dari sprain lateral ankle kronik yang kedua kalinya atau terjadi pada atlet dengan hipermobuility sendi. pada kedua situasi  , tendon peroneus bekerja keras untuk meningkatkan stabilitas ankle.

FOOT POSTURE





KNEE POSTURE


PELVIC POSTURE


SPINE POSTURE
SHOULDER BLADE



NECK POSTURE

POOR POSTURE ACTIVITY




Saat ini nyeri lutut tidak hanya diderita para lanjut usia. Siapa pun dapat mengalami nyeri lutut. 
Nyeri lutut sangat mengganggu akifitas fungsional seseorang terutama mereka yang berprofesi sebagai atlet, penari, penyanyi, security, dan sebagainya. Keluhan lutut dapat berupa nyeri gerak, nyeri mengunci, nyeri menjalar ke kaki, bengkak, sulit berjalan, keterbatasan gerak, kekakuan, nyeri naik turun tangga, dan sebagainya. Nyeri sebagai gambaran yang tidak menyenangkan ini membuat keseluruhan performa seseorang terganggu. 

Pola berjalan dapat mengalami perubahan pola yaitu antalgic gait( jalan pincang) dan steppaged gait. Perubahan pola berjalana ini dapat menyebabkan perubahan postur dan tungkai bawah

Berbagai macm penyebab keluhan pada lutut yaitu:

1. Naik turun tangga yang overuse
2. Gerakan olahraga yang tidak siap atau salah
4. Kurangnya konsumsi kalsium

Diperlukan pemeriksaan khusus untuk mendiagnosa keluhan lutut. Keluhan nyeri lutut sendiri hanya merupakan signal bahwa terjadi masalah pada jaringan area lutut. 

Berikut gambaran lokasi jaringan yang mengalami masalah pada lutut.

Dari gambaran tersebut di atas dapat kita pilah yaitu
Dari segi regio anterior lutut beberapa masalah yaitu:
1. Tendinitis quadriceps yaitu peradangan pada tendon quadriceps yang berada tepat di atas pattela. Tendinitis ini disebabkan oleh kesalahan gerakan melompat atau berlari, overuse lutut, dan repetitif injury. 
Pemeriksaan gerak fungsional lutut seperti melompat, quadriceps test, stretching test, palpasi tendon quariceps positif. Akibat dari tendinitis ini yaitu penurunan aktivitas fungsional dan performa dan keterbatasan gerak.

2. Jumpers knee
Merupakan keluhan nyeri lutut tepat di patellar tendon. Tendon ini berada di bawah patella. Penyebab utama jumpers knee ini yaitu seringnya aktivitas melompat yang mengiritasi tendon pattelar. Iritasi ini menyebabkan kerobekan microscopic atau macroscopic pada pattelar tendon. Keluhan ini sering dialami oleh pemain basket, volly, volly pantai, pelompat, dan orang awam yang sering berlari melompat di tangga.
Patofisiologi singkat terjadinya jumpers knee ini yaitu pada saat melompat, tendon pattelar mengalami ketegangan maksimal dan meregang menahan tekanan overload dari hentakan saat melompat. Terjadi kerobekan microscopis atau macroscopis pada tendon tersebut dan mengalami peradangan. Pasa awal terkena, akan mengalami peradangan akut dengan khas 5 ciri yaitu bengkak, nyeri, merah, panas, dan penurunan fungsi. Jika  berlangsung lebih dari 2 minggu akan mengalami peradangan kronik dan jaringan kerobekan tendon tersebut mengalami scar dan pengkakuan serabut tendon. Perlu latihan pengembalian dungsi lutut dengan fisioterapi yang teratur.
3. Osteoartritis lutut
Keluhan ini banyak diderita wanita usia 50th ke atas. Penyebabnya terjadi pengeroposan tulang rawan sendi dari distal femur atau proximal tibia sehingga mengeluarkan zat iritan nyeri. Permukaan rawan sendi yang mengalami pengelupasan akan tumbuh tulang baru yang tidak simetris dan tajam sehingga dapat mengiritasi jaringan sekitar lutut seperti otot dan ligament. Bentuk lutut yang valgus dan atau varus dapat mnyebabkan gerusan satu sisi lutut sehingga mempercepat proses pengeroposan tulabg rawan sendi dan selain itu berat badan yang overrweight ikut menjadi penyebab. Pengeroposan rawan sendi ini mengakibatkan pengentalan cairan sendi sinovial lutut sehingga mudah terjadi pengkakuan dan bengkak pada lutut. Khas keluhan ini yaitu morning sickness, yaitu nyeri dan kaku saat bangun tidur di pagi hari. 
Pengapuran dapat menyebabkan deformitas bentuk lutut. Ligament sekitar lutut mengalami unstable karna stabilitas pasif lutut berubah dikarenakan tumpuan lutut yang berubah dengan menghindari nyeri saat berdiri dan berjalan. Khas pola berjalan osteoarthrits ini yaitu antalgic gait dan postural khas yang terbentuk yaitu monkey stepgait, yaitu cara berjalan seperti kera karena menhindari nyeri lutut dan berat badan yang overweight memaksa tumpuan ke lateral ankle. 

4. Chondromalacia pattela
Yaitu iritasi dan pengelupasan permukaan pattela di lateral atau medial pattela. Keluhan ini disebabkan oleh kerja pattela yang overuse dan overload saat aktivitas naik turun tangga. Pattela merupakan tulang sesamois terbesar di tubuh yang berada tepat di lutut. Ia bergerak menyesuaikan gerak lutut. Patella sendiri melekat pada lutut dihubungkan oleh tendon quadriceps, pattelar tendon, ligament collatetal anterior, posterior, lateral, dan medial. Kedudukan pattelar menjadi kuat dan mampu menahan stabilitas gerak lutut. Namun, bila penggunaan lutut yang berlebihan terutama naik turun tangga, dapat mengiritasi permukaan pattela, selain tu bentuk lutut yang valgus atau varus dapat menjadi penyumbang chondromalacia pattela. 
Pemerikaaan khusus untuk chondromalacia ini yaitu compression pattelar, palpasi permukaan medial dan lateral pattela, quadriceps test. 
Keluhan ini menyebabkan kelemahan otot quadriceps dan otot sekitar lutut.

5. Meniscus tears
Merupakan kerobekan pada meniscus akibat over gerakan menekuk disertai rotasi pada lutut. Meniscus ada dua yaitu lateral dan medial. Bantalan ini berfungsi meredam tekanan pada lutut secara pasif. Sering terjadi pengelupasan meniscus yang menimbulkan locking phenomena yaitu corpus libera yang lepas dan mengunci lutut. 
Meniscus ini terletak di proximal tibia yang menyerupai bantalan  dimana meniscus medial berbentuk O dan lateral berbentuk C. 
Tes yang khas untuk menemukan keluhan meniscus ini yaitu meniscus test dan fleksi rotasi lutut posisi berdiri.

6. Anterior crusiatum ligament tears
Merupakan unstable atau iritasi dri lig acl. Khas dengan nyeri menumpu dan sulit berjalan, biasanya disertai bengkak pada lutut. 
Pemeriksaan khusus yaitu anterior drawer test, dimana ditemukan unstable pada lutut dan test dengan lutut ditekuk 90 derajat saat posisi tidur terlentang, ditemukan penurunan lutut karena lig acl mengalami masalah. 

7. Posterior crusiatum ligament tears
Merupakan kebalikan dri acl, dimana yg terkena lig posterior.



Tuesday, 28 October 2014




Jumpers knee ini istilah kerennya dari tendinitis tendon quadriceps yang melekat persis di bawah patella. Keluhannya biasanya nyeri naik turun tangga, nyeri berjalan, nyeri berjongkok, nyeri berlutut. Penyebab dari jumpers knee ini yaitu iritasi dari tendon quadriceps yang bermula dari microrupture dari serabut tendon yang bisa dikarenakan oleh aktivitas olahraga dan bekerja dengan menggunakan lutut secara overuse dan repetitif injury.

Dari awal kejadian sampai berlanjut melalui fase akut hingga kronis yang tidak dapat disepelekan karena dapat menyebabkan penurunan performa dan aktivitas akibat dari penurunan kekuatan dan daya tahan otot sekitar lutut. Lebih lanjutnya akan menyebabkan postural problem. Tendinitis sendiri memiliki 3 grade yaitu microruputur, half rupture, dan full rupture. Fisioterapi dapat menangani scara langsung pada fase mictrorupture dan half rupture. Sedangkan full rupture harus melalui prosedur operasi untuk penyambungan tendon kembali dan setelah itu dapat dilakukan proses fisioterapi untuk mengembalikan fungsi lutut.

Lutut merupakan penopang berat badan dan poros untuk berjalan. Fungsi lutut sangat penting. Olehkarena itu, seetalah berkunjung ke fisioterapi Anda jika mengalami masalah apapun terutama pada lutut Anda.



Gluteal pain syndrome merupakan kumpulan gejala nyeri syndroma pada regio gluteal atau bokong. Keluhan utama berupa nyeri terutama pada saat duduk dan berjalan. Gluteal sendiri secara anatomi disusun oleh pelvic sebagai dasar fondasi, dimana pelvic tersusun atas sacrum dan hip. Pelvic membentuk sacroiliaka joint anterior dan superior yang memiliki gerak khas nutasi atau forward dan kontranutasi atau backward dan slip. Regio sacrum tidak memiliki otot murni. Ia dibentuk oleh otot gluteal yang membentuk lapisan lapisan kuat untuk menahan pelvic dan isi organ dan perkemihan. Pelvic sendiri khas dengan otot dasar panggulnya yang dikenal dengan pelvic floor. Otot ini menahan fondasi dan isi dari rongga perut, uterus, dan perkemihan. Lebih lanjutnya, pelvic merupakan poros mobility yang spesial karna ia menopang hip dan tulang belakang. Mobilitas pelvic dapat mempengaruhi bentuk postur.

Pelvic yang sangat khas ini dibentuk oleh otot abdomen dan otot gluteal yaitu m. Gluteus maximus, m. Gluteus minimua, m. Gluteus medius, dan m. Piriformis dan sebagainya. Bagaimana dengan gluteal pain syndrome itu sendiri?

Gluteal pain syndrome yang artinya kumpulan sindroma pada gluteal berupa keluhan berikut:
1. Nyeri saat duduk dalam posisi statis
2. Nyeri biasa disertai kesemutan hingga ke kaki
3. Nyeri saat akan ke berdiri dari posisi duduk
4. Terkadang nyeri saat berjalan terutama swing phase
Perlu pemeriksaan untuk menentukan penyebab utama menghasilkan penegakan diagnosa yang tepat untuk gluteal pain ini. Nah! Apa saja dugaan diagnosa dari gluteal pain ini?


1. Piriformis syndrome

    Sindroma ini dikarenakan iritasi dari otot piriformis yang dikenal dengan dompet sindrom. Penyebabnya yaitu seringnya duduk dengan dompet di saki belakang celana dalam posisi lama atau duduk lama pada kursi yang keras sehingga otot piriformis menjadi iritasi dan menekan saraf ischiadicus yang tepat melewati otot piriformis. Ciri dari piriformis syndrome ini yaitu nyeri duduk, kesemutan hingga ke kaki, dan nyeri saat kaki disilangkan.


2. Strain gluteus maximus


Merupakan nyeri pada otot gluteus dikarenakan hentakan keras pada saat kontraksi otot glutuea maximus saat berlari terutama pada atlet. Akibatnya terjadi microrupture dari otot gluteus maximus ini. Ciri khasnya yaitu nyeri berjalan terutama pada saat swing phase dan terkadang stand phase, nyeri duduk

3. Sprain ligament sacroiliaka posterior


Dikarenakan adanya hentakan keras pada saat dari posisi membungkuk ke tegak atau mengangkat benda dari lantai. Hentakan ini menyebabkan iritasi dari ligament sacroiliaka posterior. Nyeri akut menyebabkan kesulitan berjalan dan menegakkan tubuh.


4. Masalah pada proc. Sacrum


Biasanya terjadi micro fractur pada ujung sacrum atau tulang ekor. Harus dilakukan penegakan x ray untuk memastikan kondisi tulang sacrum ini. Biasanya akan dikeluhkan nyeri duduk dan nyeri saat ke berdiri dari posisi duduk.
Masih banyak lagi masalah pad gluteal. Untuk kepastian penegakan diagnosa, disarankan untuk melakukan pemeriksaan ke fisioterapi Anda. 

Total Pageviews

Search

Informasi

Jika Anda membutuhkan konsultasi terkait fisioterapi silahkan menghubungi melalui email physio.yuli@gmail.com

Artikel Populer