TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION (TENS)
• TENS
à efektif mengurangi
nyeri melalui aktivasi saraf berdiameter besar dan kecil melalui kulit yang
selanjutnya akan memberikan informasi sensoris ke saraf pusat.
• Bentuk
pulsa monophasic, biphasic dan polyphasic.
• Monophasic
à bentuk gelombang
rectanguler, trianguler dan gelombang separuh sinus searah.
• Biphasic
bentuk pulsa rectanguler biphasic simetris dan sinusoidal biphasic simetris.
• Sedangkan
pada polyphasic ada rangkaian gelombang sinus dan bentuk interferensi/campuran.
• Prinsip
TENS Ã
gate control theory Melzack and Wall (1965,1982) melalui stimulasi A-b fibers dan aktivasi
descending pain suppression system. Dianjurkan frek 50-150 Hz.
• Frek
lebih rendah sekitar 2 Hz mekanisme pengurangan nyeri melalui produksi
endhorphin oleh tubuh dan sering digunakan pada nyeri kronis.
• Frekuensi
lebih tinggi sekitar 80 – 120 Hz untuk nyeri akut.
• Aplikasi
TENS Ã
modifikasi intensitas Ã
berpengaruh terhadap besarnya muatan arus listrik dalam pulsa dan puncak arus
listrik Ã
berhubungan langsung dengan penetrasi dalam jaringan.
• Semakin
tinggi puncak arus listrik Ã
dalam penetrasinya selama daya hantar listrik pada jaringan sama.
• Penetrasi
yang lebih dalam dan menghindari akomodasi saraf Ã
intensitas tinggi, waktu lama.
• Penggunaan
pulsa monophasic pada intensitas tinggi Ã
reaksi biokimia à gejala nyeri dan hyperemia jaringan di bawah
elektroda.
• Saat
aplikasi arus TENS pada jaringan maka akan timbul frekuensi pulsa yang
merupakan gambaran kecepatan (pulsa rate) yang terjadi pada setiap detik
sepanjang durasi arus listrik yang mengalir yang berkisar 1-200 pulsa/detik.
• Frekuensi
pulsa Ã
perbedaan respon baik motoris maupun sensoris.
• Frekuensi
pulsa sekitar 1-5 pulsa/detik menimbulkan kontraksi diikuti perasaan
sensibilitas ketukan ringan.
• Pada
frekuensi pulsa tinggi lebih dari 100 pulsa/detik menimbulkan respon kontraksi
tetanik dan sensibilitas getaran sehingga otot cepat lelah.
• Intervensi
TENS untuk pengurangan nyeri berkaitan dengan sistem reseptor baik nocicencoric
atau mechanoreceptor.
• Dalam
keadaan normal reseptor nocicencoric dalam keadaan tidak aktif, kecuali bila
ada rangsangan mekanis yang cukup kuat atau mengalami depolarisasi oleh zat-zat
kimia seperti asam laktat, ion kalium,
hidroksitriptamin, kinin polipeptida, histamin dan beberapa
prostaglandin.
• Impuls
rangsang nosiseptif akan diteruskan ke nucleus spinal basal di subtansia gricea
medulla spinalis. Impuls saraf mekanis
diteruskan oleh serabut saraf bergaris tengah besar. Sebelum sampai di nucleus
spinal basal terdapat beberapa percabangan ke sentral.
Di
nucleus spinal apikal, impuls rangsang mekanis menuju nucleus spinal basal.
• Di
nucleus spinal basal ini terjadi sinaps axonik dari impuls rangsang
nocicenchoric dan impuls rangsang mekanis. Impuls rangsang mekanis menghambat
impuls rangsang nocicenchoric.
• Impuls
rangsang meneruskan perjalanan melalui traktus anterolateral menuju thalamus.
Impuls dari thalamus melalui jaras
thalamo-kortikal mencapai kortek serebri, dan melalui jaras
fronto-retinakuler menuju sistem retinakuler.
• Sistem
retinakuler juga menerima masukan impuls dari substansia gricea periaquaduktus
melalui jaras peka endorfin.
• Selanjutnya
sistem retinakuler memberi umpan balik ke korteks serebri melalui jaras
retinakulo-kortikal, sedangkan impuls penghambat turun dari sistem retinakuler
melalui jaras kaudal-retinakuler ke nucleus spinal apikal.
• Selain
melalui jalur saraf, aplikasi TENS untuk mengurangi nyeri juga melalui jalur
biokimia.
• Dalam
perjalanannya menyeberangi sinaps atau hambatan antar saraf, impuls saraf harus
dijembatani oleh substansia kimiawi yang disebut neurotransmitter
/neuromodulator.
• TENS
dapat merangsang pelepasan endorphin-dependent system dan serotonin-dependent
system oleh tubuh
• Efek
lain transcutaneus electrical nerve stimulation adalah meningkatkan aliran
darah cutaneus.
• Terjadinya
vasodilatasi cutaneus pada area aplikasi dengan intensitas yang kuat.
• Stimulasi
saraf sensoris yang menyebabkan aktivasi vasodilatasi arteriole dan kemudian
terjadi pelepasan histamin (Wadsworth dan Chanmugan, 1980).
by Phsysio Wahyudin,
PARAFIN WAX BATH
• Paraffin
wath bax merupakan salah satu terapi yang sering digunakan karena penggunaannya
yang efisien untuk mengaplikasikan konduksi panas pada ekstremitas. Temperatur
yang sering digunakan adalah 55ºC.
• Untuk
menjaga agar cairan wax tetap pada temperatur yang lebih rendah serta mencegah
burn sering ditambahkan cairan minyak parafin dan dipertahankan pada temperatur
40 sampai 44ºC.
• Lilin
merupakan konduktifitas panas yang rendah, sehingga terjadi peningkatan panas
yang lambat.
• Ketika
suatu bagian yang ditreatmen dimasukkan ke dalam lilin dan kemudian diatur,
maka tidak ada panas yang hilang dari bagian yang ditreatmen.
• Konduktifitas
panas yang rendah juga memberikan pencegahan agar pasien tidak merasa panas
seperti dalam air pada temperatur yang sama.
• Lilin
mempunyai penyekat sendiri. Lapisan pertama merupakan lapisan tipis antara
udara dan kulit (tidak ada kontak absolut) yang bertindak sebagai suatu
insulator.
• Lilin
ditempatkan dalam suatu wadah (bath). Ukurannya portabel baik untuk di rumah
atau di rumah sakit/klinik. Metal bath mempunyai elemen pemanas elektrik dengan
water jacket di sekeliling tank.
• Disain
modern dilakukan oleh Politeknik Leeds bekerjasama dengan Unit Riset Rematik di
Harrogate, Inggris dengan ukuran 400 mm x 550 mm x 200 mm dengan ketebalan
dinding 25 mm menggunakan elemen elektrik Isopad dengan penyekat panas
glass-wool.
• Keuntungan
ped pemanas elektrik yang melekat adalah kelembaman panas pada pemanasan cairan
pada lilin dapat dieleminasi dan pemanasan awal dapat dikurangi dari 1 jam
menjadi 30 menit.
• Juga
yang sangat penting adalah menggunakan unit kontrol pemanas, tetapi tidak tergantung
pada penentuan temperatur parafin.
• Lilin
parafin yang digunakan dicairkan pada suhu 52 sampai 54°C. Bath untuk lilin
paraffin berkapasitas 25 kg. Kemudian ditambahkan 5 liter minyak petrolatum
dengan perbandingan 7 : 1.
• Pencairan
lilin pada titik yang lebih rendah bertujuan untuk membantu mencegah burn.
• Untuk
mencairkan paraffin, atur waktu sehingga menyebabkan kawat menjadi panas dan
beroperasi secara kontinyu sehingga paraffin mencair dengan cepat dan menaikkan
temperatur untuk tujuan treatmen.
• Jika
thermostat diset temperatur akan turun dan dipertahankan pada suhu 40 sampai 44°C selama 3 sampai 4
jam. Karena itu sangat penting untuk mengecek temperatur pada bath sebelum
diberikan treatmen.
• Produksi
panas
Terdapat peningkatan temperatur
kulit pada satu dua menit pertama sampai 12 atau 13°C. Ini akan turun sampai
peningkatan terjadi sekitar 8°C
pada 30 menit akhir. Pada fascia subcutaneous terdapat peningkatan 5°C pada akhir treatmen. Dan
pada otot superficial peningkatan temperatur hanya sekitar 2-3°C
• Efek
sirkulasi
Stimulasi
pada kapiler dan arteri superficial menyebabkan hyperemia local serta refleks
vasodilatasi. Ini hanya terlihat pada kulit. Hyperemia merupakan respon kulit
terhadap fungsi regulasi panas. Efek vasodilatasi pada otot tidak berarti,
tetapi mungkin terdapat refleks
pemanasan pada sendi. Temperatur kulit dan jaringan subcutaneous menurun dengan
cepat setelah 15 sampai 20 menit, berkurangnya vasodilatasi. Latihan setelah
melakukan terapi paraffin wax esensial untuk meningkatkan sirkulasi dan dengan
efek sedative diaharapkan dapat menambah ROM dan kekuatan otot yang lebih
besar.
by physio Wahyudin
ULTRASOUND
• Suara:
Getaran mekanik dlm medium dgn frek 20-20.000 Hz
• Ultra
sound (frek >20.000 Hz) dihasilkan dr piezo electric (PZT) menggetarkan plat
metal transducer,
• Fisioterapi
® 0.75 MHz, 0.87 MHz, 1
MHz, 1.5 MHz, 3 MHz
• Diagnostik
® 1 MHz-10 MHz
• Surgical ®
1 MHz-5 MHz
• Tdk
bisa lewat media udara
• Gerak
massa pd glb suara mrpk osilasi dgn arah ‘dari dan ke’ mrpk glb longitudinal.
• Akibat
hilang energi terjadi penurunan amplitudo scr eksponensial, perubahan panj glb
dgn frek tetap (oleh penyerapan energi dlm media)
• Penyerapan
energi suara diubah jadi vibrasi melekul (mechanical effect), panas (thermal
effect) dan perubahan muatan listrik membran sel (piezo lectric effect)
• Berkas glb US: near field dan distant
field.
(1) Tanda-tanda Near
Field
Terjadi interferensi pd berkas shg
timbul variasi intensitas yg besar. Bentuk bundel konvergens.
Panjang near field tgt diameter treatment
head & l.
Treatment head 1 MHz dgn diameter 5 cm2 panjang near field ± 10
cm & diameter 1 cm2 panjang near fieldnya ± 2 cm.
(2) Tanda-tanda Distant
Field
a) Tdk ada interferensi shg berkas sama & intensitasnya makin jauh
makin berkurang.
b) Berkas glb divergens. Ukurannya tgt pd jenis berkas ultrasonik
MANUAL THERAPY
n
Asuhan kesehatan yang berorientasi pada
neuro-musculo-sceletal-vegetative mechanism
–
Musculosceletal: menyangkut alat pemelihara
sikap dan pembentuk gerak, termasuk sendi-tulang-otot-jar lunak lain
–
Neuromuscular: meliputi sistem saraf pusat dan
perifer
–
Neurovegetative: Reaksi sympathic-parasymphatic
system
n
Asuhan manualterapi meliputi:
–
Assessment utk menegakan diagnosis MT:
n
Analisis Struktur jaringan spesifik
n
Analisis Patologi morfologis & fungsi
n
Analisis Gangguan NMSVM
–
Strategic Planning utk menetapkan
n
Analisis akademis diagnosiskasus
n
Rencana target dan tujuan pengelolaan,
n
Menetapkan program intervensi.
–
Pelaksanaan prosedur intervensi meliputi
n
Pemilihan metoda dan teknik yang tepat,
n
Menetapkan dosis intervensi.
–
Reevaluasi untuk
n
Penilaian hasil intervensi
n
Analisis input-proses - output.
n
Pemahaman akademis profesional ttg:
–
Anatomi terapan/Struktur jar spesifik
n
Anatomi-Fisiologi-Kinesiologi-Biomekanik
–
Patologi morphologis - fungsional:
n
Patofisiologi-Patokinesiologi-Patologi
fungsional
–
Assessment:
n
Metoda-teknik dan ketrampilan Analisis dan
hipotesis data.
–
Intervensi:
n
Metoda-teknik dan ketrampilan profesional
–
Manajemen pelayanan:
n
Pelayanan, pendidikan, penelitian, pemasaran,
dll:
n
Arthrokinematic Roll-slide
–
Analisis gerak dg memandang gerak antar pemukaan
sendinya
–
Traction-Compression: tarikan-tekanan
tegak lurus permukaan sendi (concave) Penerapan pd spine : Gapping-3 dimensi
ekstensi.
–
Translation: dorongan sejajar permukaan
sendi Penerapan pd spine : C0-C1 translasi; Th LPAVP
–
Spin: putaran pada sumbu longitudinal.
• ANATOMI
IN VIVO
– Pada
keadaan hidup.
– DISCRIPTIVE:
penamaan, foaktor-faktor yg berpengaruh.
– TOPOGRAFIS
• Lokal;
regional; segmental; quadrant; total
• Posisi
jar. thd jaringan lain
• Arah
jaringan dan serabut
– FUNGSIONAL
MEKANISME NMSV
• HISTOLOGI
- FISIOLOGI JAR. SPES.
– Komponen
dasar dan penunjang
– Struktur
cellular
– Spesifikasi
komponen
– Fisiologi
jaringan spesifik
– GERAK
DAN FUNGSI
– Gerak
cellular - jaringan - organ - sistem - individu - lingkungan
– Fungsi
sbg. Pemelihara sikap dan pembentuk gerak
– Fungsi
lokal, segmental dan total
by Physio Sugijanto
0 comments:
Post a Comment