Nyeri lutut sangat mengganggu akifitas fungsional seseorang terutama mereka yang berprofesi sebagai atlet, penari, penyanyi, security, dan sebagainya. Keluhan lutut dapat berupa nyeri gerak, nyeri mengunci, nyeri menjalar ke kaki, bengkak, sulit berjalan, keterbatasan gerak, kekakuan, nyeri naik turun tangga, dan sebagainya. Nyeri sebagai gambaran yang tidak menyenangkan ini membuat keseluruhan performa seseorang terganggu.
Pola berjalan dapat mengalami perubahan pola yaitu antalgic gait( jalan pincang) dan steppaged gait. Perubahan pola berjalana ini dapat menyebabkan perubahan postur dan tungkai bawah
Berbagai macm penyebab keluhan pada lutut yaitu:
1. Naik turun tangga yang overuse
2. Gerakan olahraga yang tidak siap atau salah
4. Kurangnya konsumsi kalsium
Diperlukan pemeriksaan khusus untuk mendiagnosa keluhan lutut. Keluhan nyeri lutut sendiri hanya merupakan signal bahwa terjadi masalah pada jaringan area lutut.
Berikut gambaran lokasi jaringan yang mengalami masalah pada lutut.
Dari segi regio anterior lutut beberapa masalah yaitu:
1. Tendinitis quadriceps yaitu peradangan pada tendon quadriceps yang berada tepat di atas pattela. Tendinitis ini disebabkan oleh kesalahan gerakan melompat atau berlari, overuse lutut, dan repetitif injury.
Pemeriksaan gerak fungsional lutut seperti melompat, quadriceps test, stretching test, palpasi tendon quariceps positif. Akibat dari tendinitis ini yaitu penurunan aktivitas fungsional dan performa dan keterbatasan gerak.
2. Jumpers knee
Merupakan keluhan nyeri lutut tepat di patellar tendon. Tendon ini berada di bawah patella. Penyebab utama jumpers knee ini yaitu seringnya aktivitas melompat yang mengiritasi tendon pattelar. Iritasi ini menyebabkan kerobekan microscopic atau macroscopic pada pattelar tendon. Keluhan ini sering dialami oleh pemain basket, volly, volly pantai, pelompat, dan orang awam yang sering berlari melompat di tangga.
Patofisiologi singkat terjadinya jumpers knee ini yaitu pada saat melompat, tendon pattelar mengalami ketegangan maksimal dan meregang menahan tekanan overload dari hentakan saat melompat. Terjadi kerobekan microscopis atau macroscopis pada tendon tersebut dan mengalami peradangan. Pasa awal terkena, akan mengalami peradangan akut dengan khas 5 ciri yaitu bengkak, nyeri, merah, panas, dan penurunan fungsi. Jika berlangsung lebih dari 2 minggu akan mengalami peradangan kronik dan jaringan kerobekan tendon tersebut mengalami scar dan pengkakuan serabut tendon. Perlu latihan pengembalian dungsi lutut dengan fisioterapi yang teratur.
3. Osteoartritis lutut
Keluhan ini banyak diderita wanita usia 50th ke atas. Penyebabnya terjadi pengeroposan tulang rawan sendi dari distal femur atau proximal tibia sehingga mengeluarkan zat iritan nyeri. Permukaan rawan sendi yang mengalami pengelupasan akan tumbuh tulang baru yang tidak simetris dan tajam sehingga dapat mengiritasi jaringan sekitar lutut seperti otot dan ligament. Bentuk lutut yang valgus dan atau varus dapat mnyebabkan gerusan satu sisi lutut sehingga mempercepat proses pengeroposan tulabg rawan sendi dan selain itu berat badan yang overrweight ikut menjadi penyebab. Pengeroposan rawan sendi ini mengakibatkan pengentalan cairan sendi sinovial lutut sehingga mudah terjadi pengkakuan dan bengkak pada lutut. Khas keluhan ini yaitu morning sickness, yaitu nyeri dan kaku saat bangun tidur di pagi hari.
Pengapuran dapat menyebabkan deformitas bentuk lutut. Ligament sekitar lutut mengalami unstable karna stabilitas pasif lutut berubah dikarenakan tumpuan lutut yang berubah dengan menghindari nyeri saat berdiri dan berjalan. Khas pola berjalan osteoarthrits ini yaitu antalgic gait dan postural khas yang terbentuk yaitu monkey stepgait, yaitu cara berjalan seperti kera karena menhindari nyeri lutut dan berat badan yang overweight memaksa tumpuan ke lateral ankle.
4. Chondromalacia pattela
Yaitu iritasi dan pengelupasan permukaan pattela di lateral atau medial pattela. Keluhan ini disebabkan oleh kerja pattela yang overuse dan overload saat aktivitas naik turun tangga. Pattela merupakan tulang sesamois terbesar di tubuh yang berada tepat di lutut. Ia bergerak menyesuaikan gerak lutut. Patella sendiri melekat pada lutut dihubungkan oleh tendon quadriceps, pattelar tendon, ligament collatetal anterior, posterior, lateral, dan medial. Kedudukan pattelar menjadi kuat dan mampu menahan stabilitas gerak lutut. Namun, bila penggunaan lutut yang berlebihan terutama naik turun tangga, dapat mengiritasi permukaan pattela, selain tu bentuk lutut yang valgus atau varus dapat menjadi penyumbang chondromalacia pattela.
Pemerikaaan khusus untuk chondromalacia ini yaitu compression pattelar, palpasi permukaan medial dan lateral pattela, quadriceps test.
Keluhan ini menyebabkan kelemahan otot quadriceps dan otot sekitar lutut.
5. Meniscus tears
Merupakan kerobekan pada meniscus akibat over gerakan menekuk disertai rotasi pada lutut. Meniscus ada dua yaitu lateral dan medial. Bantalan ini berfungsi meredam tekanan pada lutut secara pasif. Sering terjadi pengelupasan meniscus yang menimbulkan locking phenomena yaitu corpus libera yang lepas dan mengunci lutut.
Meniscus ini terletak di proximal tibia yang menyerupai bantalan dimana meniscus medial berbentuk O dan lateral berbentuk C.
Tes yang khas untuk menemukan keluhan meniscus ini yaitu meniscus test dan fleksi rotasi lutut posisi berdiri.
6. Anterior crusiatum ligament tears
Merupakan unstable atau iritasi dri lig acl. Khas dengan nyeri menumpu dan sulit berjalan, biasanya disertai bengkak pada lutut.
Pemeriksaan khusus yaitu anterior drawer test, dimana ditemukan unstable pada lutut dan test dengan lutut ditekuk 90 derajat saat posisi tidur terlentang, ditemukan penurunan lutut karena lig acl mengalami masalah.
7. Posterior crusiatum ligament tears
Merupakan kebalikan dri acl, dimana yg terkena lig posterior.
0 comments:
Post a Comment