Friday, 30 October 2015

Jumat, 30 okt 2015.

Kasus sore ini yaitu bel's palsy kanan dimana bel's palsy adalah kelumpuhan otot-otot wajah dikarenakan cidera atau peradangan saraf fascialis. Saraf fascialis ini merupakan salah satu dari 12 saraf cranialis yang mempersyarafi otot-otot wajah. Begitu terjadi peradangan atau cidera dari saraf tersebut dikarenakan tekanan udara, virus, paparan ac atau kipas angin yang berlebihan, dan angin malam bagi yang selalu berkendaraan motor di malam hari.   
Adapun cidera pada saraf ini mengakibatkan kelumpuhan satu sisi wajah yang terlihat berong, mata tidak bisa menutup sempurna, bibir miring, tidak bisa menggerakan kening dan alis, pipi menjadi kaku, berkumur tumpah, dan sulit mengembang kempiskan hidung.

Klien kami mengikuti fisioterapi pertemuan keempat dimana hari ini hasil evaluasi didapatkan mata sudah mulai menutup jika dipejamkan dan sudah bisa berkumur. Klien mengalami bel's palsy sudah 10 hari. Saat ini klien mengeluhkan kekakuan otot wajah, nyeri pada otot pipi, dan sulit tersenyum.

Treatment fisioterapi yang diberikan yaitu
A. Heating pada wajah kanan
B. Stimulasi otot wajah
C. Ultrasound seluruh otot wajah dan trapezius
D. Massage
E. Fascial muscle exercise

Tujuan jangka pendek
A. Mengembalikan tonus otot
B. Meningkatkan pergerakan otot
C. Mengurangi ketegangan
D. Mencegah pemendekan otot
E. Meningkatkan elastisitas otot
F. Meningkatkan sirkulasi darah

Tujuan jangka panjang
Mengembalikan fungsi wajah secara normal

Klien diwajibkan mengikuti sesi fisioterapi setiap hari. 






Pengapuran merupakan peristiwa pengelupasn permukaan tulang rawan sendi yang biasanya terjadi pada sendi besar seperti lutut, bahu, panggul, dan tulang belakang. factor penyebabnya overweight, kurangnya kalsium, penuaan, dsb. pada ujung permukaan tulang yang disebut tulang rawan subkondral mengalami pengelupasan atau pengeroposan shingga serpihan tulang rawan yang terkelupas akan memperlihatkan bentuk permukaan tulang yang tidak rata. tulang yang mengalami pengelupasan akan tumbuh tidak beraturan sehingga menimbulkan iritasi pada jaringan di sekitar sendi yaitu otot, peregangan ligament, sendi yang di atasnya tertumbu,dsb. cairan sendi atau synovial fluid yang melumasi gerak sendi menjadi terganggu produksinya, dimana terjadi pengentalan cairan dan berujung pada kekakuan sedangkan pengeroposan tulang yang beraqdu dengan sendi atasnya ditambah pengentalan xcairan sendi menimbulkan geseakan bunyi sendi yang tidak beraturan dikenal krepitasi. nyeri yang ditimbulkan dari proses pengapuran ini karena regangan ligament, teritasinya otot menimbulkan spasme, dll.




 

High heel menambah kecantikan dan keindahan penampilan seorang wanita. Dalam setiap kesempatan, high heel memberikan kesan pada perawakan yang lebih tinggi dan menawan. High heel didesain dengan tumit yang tinggi dengan ketinggian bervariasi mulai dari 3 cm hingga 20 cm. Tapi tahukah Anda bahwa high heel dapat mempengaruhi kesehatan tubuh, dimana bentuk high heel  yang tinggi di tumit dan dipakai terus menerus dapat membuat otot betis menegang, terkompresinya otot di dekat tumit, peningkatan kurva tulang belakang seperti bokong bebek, hingga iritasi syaraf dan pembuluh darah. bagaimana solusinya untuk menghindari hal tersebut? pemakaian high heel harus dibatasi,  penggunaan yang terus menerus dan setiap hari tidak baik.


Total Pageviews

Search

Informasi

Jika Anda membutuhkan konsultasi terkait fisioterapi silahkan menghubungi melalui email physio.yuli@gmail.com

Artikel Populer