Thursday 21 February 2013



Postur tubuh membungkuk saat beraktivitas, bekerja, dan berolahraga dapat menimbulkan dampak yang buruk bagi kesehatan. Aktivitas sehari-hari pada saat duduk, berdiri, berjalan, dan tidur sangat mempengaruhi postur tubuh terutama pada kifosis. Posisi tubuh membungkuk lama dan statis akan mempengaruhi fungsi dan struktur trunk yaitu adanya ketegangan otot, ligament, dan sendi serta tekanan pada diskus yang menyebabkan terbentuknya adaptasi postur yaitu kifosis.
Individu duduk membungkuk dikarenakan oleh sejumlah faktor. Faktor tersebut yaitu desain kursi, kebiasaan membungkuk, kurangnya motivasi untuk mengikuti prinsip-prinsip duduk yang baik di kantor, dan kenyamanan yang dirasakan. Postur duduk membungkuk yang dianggap nyaman dalam jangka pendek akan merusak kesehatan tulang punggung dalam jangka panjang. Prinsip-prinsip sehat terutama desain kursi duduk dan meja kerja yang ergonomis untuk mereka yang bekerja dalam posisi duduk lama di kantor sangat penting (Beldon and Epsom, 2007).
Duduk dengan posisi membungkuk dapat meningkatkan tekanan pada diskus yang disebabkan oleh perubahan pusat gravitasi tubuh, pembagian beban dan ketegangan ligament. Ketika pinggang bawah datar pada posisi duduk membungkuk, mengakibatkan peningkatan pembebanan pada bagian depan diskus oleh berat badan yang membungkuk ke depan menyebabkan diskus berubah bentuk dimana bagian belakang diskus teregang, meningkatkan tegangan gaya dan tingginya stress pada bagian diskus yang menyempit. Hasil peningkatan ketegangan yang disebabkan oleh duduk dan membungkuk ke depan secara dramatis meningkatkan tegangan ligamentum dan menjadi sumber yang potensial bagi kerusakan ligament dan diskus (O’Sullivan et al, 2002).
Selain itu duduk membungkuk dapat menimbulkan ketidakseimbangan otot, nyeri yang disebabkan oleh ketegangan sendi, otot, dan ligament, nyeri akibat spasme otot karena kontraksi otot yang terus-menerus menahan posisi tubuh, tekanan pada rongga dada menyebabkan berkurangnya ekspansi torak, tekanan pada organ internal tubuh/abdominal, dan kelelahan otot.
Otot memerlukan energi untuk mempertahankan tubuh untuk tetap tegak yang dihasilkan oleh perubahan kimiawi gula darah dan menyuplai kerja otot melalui pembuluh darah. Salah satu produk yang dihasilkan melalui proses kimiawi ini menghasilkan asam laktat yang normalnya dirubah menjadi karbon dioksida dan air. Karbon dioksida ditransportasikan oleh darah ke paru-paru untuk dibuang saat ekspirasi. Ketika berjalan, gerakan yang kita lakukan meningkatkan aliran darah, dan memerlukan energy untuk kontraksi otot dalam membuang asam laktat. Ketika duduk, otot juga bekerja, rendahnya aktivitas saat duduk menyebabkan aliran darah berada pada level yang rendah. Tanpa aliran darah yang adekuat ke otot, asam laktak meningkat, menyebabkan nyeri dan spasme otot. Proses ini merupakan pembebanan statik menimbulkan kelelahan otot (Hendri, 2009).
.
Posisi berdiri dan berjalan membungkuk selain menimbulkan masalah pada otot, ligament, dan sendi juga akan mempengaruhi kosmetik seseorang. Individu cenderung berdiri dan berjalan dengan posisi membungkuk karena posisi tersebut nyaman baginya dan kebiasaan membungkuk membuat posisi berdiri tegak justru akan membuatnya merasakan kelelahan pada otot-otot punggungnya (O’Sullivan et al, 2002).
Posisi tidur sangat mempengaruhi postur tubuh dan kesehatan. Individu kifosis postural cenderung tidur dalam posisi meringkuk. Posisi tidur meringkuk sangat berbahaya karena akan mempengaruhi kualitas tidur. Kurva tulang belakang yang melengkung pada posisi tidur meringkuk dengan forward head position yang menyebabkan penyempitan saluran pernapasan, posisi hip dan knee fleksi akan menyebabkan tekanan dan penyempitan pada abdominal dan rongga dada sehingga jumlah oksigen yang masuk saat tidur menurun dan mudah terjadi gagal napas pada saat tidur (Park, 2008).
Patologi fungsional pada postur kifosis terangkum dalam komponen Internatioan Classification of Functioning, Disability, and Health (ICF) oleh WHO (2001) yaitu sebagai berikut:
a.       Impairment Body Function and Body Structure
1)                  Nyeri yang berasal dari struktur anatomi kifosis torakal
a)      Nyeri yang disebabkan oleh over kontraksi otot akibat sikap tubuh membungkuk, menyebabkan tightness yang ditandai dengan spasme dan jika berlangsung lama akan menimbulkan trigger point dalam serabut otot yang menimbulkan sindroma miofascial (dengan kode (b28013): “nyeri pada punggung” (ICF, 2001)).
b)      Nyeri yang disebabkan oleh penurunan daya tahan otot dalam menahan sikap tubuh yang membungkuk mengakibatkan kelelahan otot punggung dan terjadi mekanikal stress pada jaringan (dengan kode (b28013): “nyeri pada  punggung” (ICF, 2001)).
c)      Nyeri yang disebabkan oleh peregangan ligament, kapsul sendi, dan kompresi pembuluh darah menyebabkan distensi atau kompresi saraf sehingga menimbulkan inflammasi (dengan kode (b28013): “nyeri pada punggung” (ICF, 2001)).
d)     Nyeri yang disebabkan oleh penguncian sendi torakal karena pemendekan ligament-ligament vertebralis dalam waktu lama (dengan kode (b28016): “nyeri pada sendi” (ICF, 2001)).
2)         Penurunan fungsi otot akibat penyimpangan postur pada struktur anatomi kifosis torakal:
a)      Penurunan fungsi otot yang timbul akibat panjang dan kekuatan otot antara otot agonist dan antagonist tidak seimbang karena adaptasi atau disfungsi dari postur yang salah sehingga menimbulkan tightness dan weakness otot (dengan kode (b7355): “tonus pada otot punggung” (ICF, 2001)).
b)      Penurunan fungsi otot yang timbul akibat penurunan ekstensibilitas dan fleksibilitas otot  menyebabkan penurunan daya tahan otot (dengan kode (b7401): “daya tahan kelompok otot” (ICF, 2001)).
c)      Penurunan fungsi otot yang timbul akibat penurunan power otot karena adanya penurunan daya tahan dan kekuatan otot (dengan kode (b7305): “power pada otot punggung” (ICF, 2001)).
3)         Keterbatasan ROM akibat hipomobiliti pada struktur anatomi kifosis torakal yang menyertai :
a)      Keterbatasan ekstensi torakal disebabkan oleh pemendekan ligament-ligament vertebralis dalam jangka waktu lama yang akan terjadi kontraktur pola non capsular pattern (dengan kode (b7108): “mobilitas sendi torakal” (ICF, 2001)).
b)      Keterbatasan mobilitas sangkar torak disebabkan oleh hipomobiliti sendi intervertebral berdampak pada berkurangnya gerak costovertebral dan costotransversal joint (dengan kode (b7108): “mobilitas sendi torakal” (ICF, 2001)) .
4)         Keterbatasan ekspansi torak akibat tidak sempurnanya ekstensi torakal yang mengakibatkan penekanan pada otot diafragma dan abdominal yang menyebabkan kelemahan otot dan ketidakseimbangan otot pernapasan  (dengan kode (b4408): “fungsi ekspansi torak” (ICF, 2001)).
b.      Keterbatasan Aktivitas Fungsional
1)      Keterbatasan aktivitas pada saat duduk lama di kursi atau lantai saat mengetik, belajar dan  mengerjakan tugas yang disebabkan oleh otot punggung yang bekerja terus-menerus menahan posisi duduk membungkuk mengakibatkan kelelahan otot dan adanya mekanikal stress pada tulang belakang (dengan kode (d4153): “mempertahankan posisi duduk” (ICF, 2001)).
2)      Keterbatasan aktivitas pada saat berdiri lama saat mengantri, berdiri dalam bus, dan sebagainya yang disebabkan oleh kelelahan otot punggung dan mekanikal stress pada tulang belakang (dengan kode (d4154): “mempertahankan posisi berdiri” (ICF, 2001)).
3)      Keterbatasan aktivitas pada saat tidur yang disebabkan oleh posisi tidur meringkuk yang mengakibatkan penekanan pada rongga pernapasan (dengan kode (d4150): “mempertahankan posisi tidur” (ICF, 2001)).
c.       Keterbatasan Partisipasi
1)      Keterbatasan partisipasi dalam bekerja yang diakibatkan oleh ketidakmampuan duduk lama pada saat bekerja di depan komputer seperti sekretaris dan programmer, dan supir yang mengharuskan duduk lama untuk mengerjakan pekerjaannya di kantor, perusahaan, da sebagainya (dengan kode (d8502): “pekerjaan full time” (ICF, 2001)).
2)      Keterbatasan partisipasi dalam bekerja yang diakibatkan oleh ketidakmampuan berdiri lama pada saat bekerja seperti satpam, kasir, dan sebagainya dalam mengerjakan pekerjaannya di kantor, bank, dan perusahaan (dengan kode (d8502): “pekerjaan full time” (ICF, 2001)).
3)      Keterbatasan partisipasi dalam berolahraga yang diakibatkan postur kifosis postural yang menyebabkan penurunan performa otot dan kualitas bermain seperti keikutsertaan dalam permainan basket, voli, badminton, lempar cakram, dan sebagainya (dengan kode (d9201): “olahraga” (ICF, 2001)).

0 comments:

Total Pageviews

Search

Informasi

Jika Anda membutuhkan konsultasi terkait fisioterapi silahkan menghubungi melalui email physio.yuli@gmail.com

Artikel Populer