Saturday 22 November 2014


Bagaimana peran fisioterapi pada kondisi post operasi patah tulang?

Setelah dilakukan pembedahan dan penyambungan fragment tulang pada fraktur, selanjutnya pasien akan diberikan fisioterapi. Fisioterapi pada post operasi fraktur yaitu bertujuan untuk: 
1. Mengembalikan fungsi bagian tubuh yang mengalami patah tulang
2. Memelihara kekuatan otot dan daya tahan otot di sekitar bagian tubuh yang mengalami fraktur.
3. Melatih klien untuk dapat mandiri dalam beraktivitas
4. Meningkatkan ROM dan memelihara fleksibilitas dan ekstensibilitas otot 

Fisioterapi membantu klien dengan latihan pengembalian fungsi dan aktivitas sehingga klien mampu bergerak dengan mandiri dalam kondisinya tersebut.
Fase penyambungan tulang post operasi sendiri terbagi dalam beberapa tahap, dimana untuk ekstremitas atas pertumbuhan callus solid pada 4-6 bulan dan pada ekstremitas bawah 8-12 bulan.
Dengan fasiliitasi latihan yang diberikan fisioterapi, dapat membantu meningkatkan kondisi fisik klien.
Penggunaan alat bantu untuk menunjang pergerakan klien sangat penting. Kondisi fraktur ekstremitas bawah, klien dilatin menggunakan kruk.

Monday 17 November 2014

Siang ini saya akan berbagi mengenai gaya hidup dan postur tubuh. Sebelumnya, seluruh artikel di blog ini berisikan pembahasan yang keilmuan dan untuk sebagian yang berkunjung kesini pasti merasa bingung dengan seluruh artikel disini. Tapi jangan khawatir, kabar gembira pada siang ini, saya memutuskan untuk menuliskan artikel yang berisikan informasi seputar kesehatan secara umum dengan gaya bahasa yang lebih enak dimengerti oleh siapa saja yang mampir kesini.

Oke, langsung saja.. 
Gambar di atas merupakan posisi duduk dalam posisi anatomi yang baik, dimana seluruh sudut dalam posisi tepat. Siku 90 derajat memberikan efek rileks pada lengan atas, bahu, dan lengan bawah, sudut pinggang bawah dan punggung atas dengan sudut cekungan yang tepat dimana otot-otot postural punggung bekerja dengan tepat menahan posisi tulang belakang, sudut panggul dengan putaran ke depan yang tepat sehingga pinggang tidak mudah lelah dan otot bokong menopang dengan baik. Otot postural dan otot phasic bekerja secara seimbang sehingga tubuh tidak mudah lelah. Namun, duduk terlalu lama dan statis dapat menyebabkan kelelahan, duduk dalam posisi anatomis setidaknya dapat mencegah kelelahan dan nyeri pada pinggang, leher, bahu, dan punggung atas. 



Duduk dengan posisi sudut yang tidak tepat akan seperti gambar diatas, akan menyebabkan berbagai masalah pada leher, punggung atas, bahu, pinggang bawah, dan panggul. Oleh karena itu. Postur tubuh yang baik harus selalu diperhatikan terutama dalam beraktivitas sehari- hari. 

Gaya hidup manusia yang dinamis saat ini, memungkinkan berbagai resiko dan gangguan kesehatan selalu menyertai. Kebiasaan tubuh dalam bersikap dan pola makan yang tidak teratur sering menjadi momok pada suatu hari. Pembentukan postur tubuh tidak serta merta terjadi dalam waktu singkat, waktu yang lama dan sering dapat memacu timbulnya perubahan postur tubuh yang salah. 

Menjaga sikap tubuh dan makan teratur dengan pola makan yang baik dapat mencegah terjadinya masalah pada tubuh.

Sunday 16 November 2014

Pemeriksaan fisioterapi secara garis besar terdiri atas pemeriksaan dan evaluasi yang selanjutnya menentukan diagnosa, planning, intervensi, dan evaluation. 

Pemeriksaan fisioterapi dipilah berdasarkan bagiannya yaitu muskuloskeletal, kardiovaskuler, neuromuscular, pediatri, sport injury, geriatri, dan pemeriksaan umum. 

Pemilahan pemeriksaan ini berkaitan dengan kondisi yang ada. Secara umum, pemeriksaan fisioterapi untuk menentukan diagnosa yang selanjutnya akan dilakukan perencanaan dan intervensi. Untuk mendapati penegakan diagnosa yang benar, maka dilakukan pemeriksaan umum.

Pemeriksaan umum fisioterapi dengan medis secara umum sama seperti:
1. Pemeriksaan tekanan darah
2. Pemeriksaan denyut nadi
3. Pemeriksaan pernapasan
4. Pemeriksaan inspeksi tubuh berdasarkan posisi anatomis pada saat berdiri, duduk, dan berjalan. Inspeksi kulit, gerak napas, memakai alat bantu?, dan sebagainya
5. Pemeriksaan sensasi
6. Pemeriksaan refleks tendon ( kasus khusus)

Pemeriksaan umum di atas merupakan pemeriksaan yang sama dengan medis dokter. Pemeriksaan umum fisioterapi secara khusus yaitu dengan melakukan pengukuran:
1. Pemeriksaan dengan pengukuran range of motion sendi
2. Pemeriksaan end feel sendi
3. Pemeriksaan dengan plumb line untuk postur
4. Pengukuran lengkungan tulang belakang dengan metode cobs dan flexible ruler
5. Pemeriksaan pengukuran panjang hamstring.
6. Pemeriksaan keseimbangan dengan pengukuran keseimbangan 
7. Pengukuran nyeri
8. Pemeriksaan reach and function test pada shoulder
9. Pemeriksaan pengukuran agility
10. Pengukuran nyeri dan fungsi regio gerak extremitas
 Dll 



Wednesday 12 November 2014

Scapula manipulation

Knee manipulation

Thoraval manipulation
Miofascial manipulation
Pattella manipulation
Hip manipulation
Thoracal manipulation
Calcaneal manipulation
Lumbal manipulation


Monday 10 November 2014

Sebagian besar dar Anda pasti mempunyai kebiasaan menyentakkan leher, dimana kita mempersepsikannya dengan rasa yang nyaman dan lega dari kelelahan tubuh terutama di daerah pundak dan leher. Membunyikan leher dengan cara yang keras, tiba-tiba, dan menimbulkan bunyi letupan sendi yang keras dimana kepala diputar ke satu sisi dan disentak.

Amankan membunyikan leher?

Membunyikan leher sungguh tidak aman. Banyak dampak yang timbul dari kebiasaan ini. Dampak yang timbul bisa jangka pendek dan jangka panjang.  

Dampak jangka pendek yaitu dapat menimbulkan cidera pada sdi, otot, diskus, ligament, sampai tulang akibat hentakan yang tiba- tiba dan keras. Cideranya jaringan tersebut dapat menimbulkan keterbatasan gerak leher dimana gerak leher tidak mampu ke sisi sebaliknya. Tekanan dari hentakan sendi leher tersebut membuat celah sendi menyempit dan mengikis sendi di atas atau di bawahnya sehingga terjadi kerobekan pada ligament dan atau otot. Nyeri yang timbul berupa nyeri akut, bengkak, dan panas.

Dampak jangka panjang

Membunyikan sendi yang terus menerus setiap hari dalam waktu lama dapat membuat sendi menjadi tidak stabil gerakannya dan cenderung mudah mengunci karena gerak sendi terlalu berlebihan. Selain itu, terjadi pengikisan tulang rawan sendi yang lambat laun, rawan sendi mengalami pengeroposan yang dikenal dengan pengapuran leher. Akibat lainnya terjadi iritasi saraf yang keluar dari ruas leher. Iritasi saraf yang dapat disebabkan oleh hernia nucleus pulposus, pengapuran sendi, penguncian sendi, dan sebagainya yang diakibatkan oleh kebiasaan menghentakkan leher. Hernia nucleus pulposus dapat saja terjadi karena diskus menonjol oleh ketidakmampuannya menahan beban gerak leher akibat hentakan yang keras tersebut. Penonjolan diskus menekan saraf. Nyeri disertai kesemutan hingga ke lengan akan terasa mengganggu dan dapat menimbulkan spinalb cord injury bila seluruh saraf tertekan komplit. 

Jadi? Apakah Anda masih akan meneruskan kebiasaan membunyikan leher? 




Thursday 6 November 2014

Definisi 

Stroke adalah kematian sel atau daerah di otak karna pecahnya atau tersumbatnya pembuluh darah di otak yang mengakibatkan kelumpuhan motorik dan atau sensorik. 

Jenis stroke

1. Stroke non hemorage yaitu karna pembuluh darah di otak tersumbat oleh trombus atau plak pada dinding pembuluh darah bisa karna timbunan lemak.
2. Stroke hemorage yaitu pecahnya pembuluh darah di otak karena pembesaran dinding pembuluh darah seperti kantong balon yang dikenal aneurisma.


3 Penyakit yang banyak menyebabkan stroke

1. Hipertensi
2. Diabetes
3. Kolesterol tinggi

Tanda dan gejala stroke

Stroke non hemorage : pada saat terserang, penderita merasa tangan atau kaki pada satu sisi lemah atau sulit digerakan. 

Stroke hemorage: pada saat terserang, penderita akan pingsan karena darah keluar ke area otak, penderita sebagian mengalami koma. 

Tanda post stroke

1. Sebagian sisi tubuh sulit bergerak
2. Mulut mencong dan sulit berkumur
3. Spastic atau flaccid


Manfaat exercise bagi post stroke

1. Mengembalikan sinyal gerak dengan melatih extremitas dan tubuh agar area otak yang masih belum terpakai selnya akan belajar untuk aktif menggantikan sel yang mati.
2. Edukasi bagi klien untuk mandiri dalam kesehariannya
3. Mempercepat perbaikan pola gerak tubuh ke arah pola gerak normal.

Masa terbaik untuk exercise post stroke yaitu  hari kedua sampai 3 bulan pertama agar cepat pemulihan geraknya. 

Sunday 2 November 2014


Cidera dalam aktivitas bekerja dan atau berolahraga membuat jaringan tubuh tersebut mengalami luka yang mengeluarkan zat zat iritan nyeri dan kemudian muncul 5 tanda peradangan yaitu merah, hangat, bengkak, nyeri, dan penurunan fungsi. Peradangan ini dikenal dengan peradangan akut. 

Pada gambar di atas menjelaskan bahwa cidera awal dan cidera kedua karena trauma dan berkaitan dengan proses peradangan dan repair. Cidera awal yang merupakan hasil dari trauma yang secara langsung pada sel tersebut. Cidera kedua ( terkadang dikenal sebagai hypoxia kedua) yang merupakan respon tubuh terhadap trauma. Respon ini meliputi penurunan sirkulasi darah pada regio trauma yang menyebabkan vasokontriksi, yang menurunkan jumlah oksigen pada area cidera. Selain itu, sel tambahan mati karena secondary hipoxia; kematian sel berkembang menjadi hematoma. 

Degenerasi sel atau kematian sel melepaskan substansi potensial yang dapat merubah peredaran darah. Sebagian besar substansi histamin yang meningkatkan permeablitas pembuluh darah kapiler dan membiarkan cairan dan sel darah melepaskan diri ke dalam celah interstitial. Pada area noninjury, plasma dan protein darah melepaskan diri dari pembuluh darah kapiler oleh gerakan osmosis dan difusi ke dalam celah interstitial tetapi diabsorbsi. 
Sistem homeostatis tubuh menjaga coloid dalam sistem pembuluh darah. Trauma menimbulkan peningkatan permeabilitas jaringan kapiler sebagai hasil dari pelepasan sel enzim yang membiarkan plasma darah dan protein melepaskan diri dalam jaringan. Bersamaan dengan itu, konsentrasi koloid yang besar meningkatkan jaringan sekeliling membalikan pengaruh koloid. Lebih banyak lagi koloid menarik kembali cairan kebdalam pembuluh kapiler, koloid  keluar dari pembuluh darah menyebabkan cairan tambahan menjadi tertarik ke dalam jaringan interstitial menimbulkan pembengkakan dan edema. 

Reaksi tubuh setelah cidera yaitu mobilisasi dan transportasi komponen pertahanan darah ke dalam area cidera. Pertama, aliran darah menurun, yang menimbulkan sel darah putih meningkat dalam pembuluh darah. Sel ini mengikuti dinding pembuluh darsh dan mengalir masuk ke jaringan interstitial. Ketika dalam jaringan sekeliling, sel putih memindahkan zat iritan oleh proses phagositosis. Neutrofil merupakan sel darah putih pertama yang keluar dan secara normal menghancurkan bakteri. Karena bakteri biasanya tidak berkaitan dengan cidera atletik, neutofil ini mati. Kemudian macrofag muncul dan phagocit mematikan neutrofil, ael penghancur, fibrin, sel darah merah, dan penghancur lainnya yang menghalangi proses repair. Sayangnya, destruksi neutrofil menghasilkan pelepasan enzim ptoteolitik aktif yang dapat menerang jaringan sendi. Selain itu, proses natural tubuh terhadap racun dan zat asing, proses panjang ini akan merusak sekeliking struktur sendi. 

Setelah proses pertahanan inflamasi selesai, proses repair akan dimulai. Pembersihan macrofag dan repair terjadi secara simultan. Bagaimanapun, untuk proses repair dapat tejadi, hematoma harus dihilangkan untuk pertumbuhan jaringan baru. Ukuran hematoma atau jumlah eksudat secara lansing berkaitan drngan total waktu penyembuhan. Jika jumlah hematoma dapat dikurangi, proses penyembuhan dapat berjalan lebih awal dan waktu total penuembuhan dapat berkurang. 


Total Pageviews

Search

Informasi

Jika Anda membutuhkan konsultasi terkait fisioterapi silahkan menghubungi melalui email physio.yuli@gmail.com

Artikel Populer