Postur tubuh membungkuk saat beraktivitas, bekerja,
dan berolahraga dapat menimbulkan dampak yang buruk bagi kesehatan. Aktivitas
sehari-hari pada saat duduk, berdiri, berjalan, dan tidur sangat mempengaruhi
postur tubuh terutama pada kifosis. Posisi tubuh membungkuk lama dan statis
akan mempengaruhi fungsi dan struktur trunk yaitu adanya ketegangan otot,
ligament, dan sendi serta tekanan pada diskus yang menyebabkan terbentuknya
adaptasi postur yaitu kifosis.
Individu duduk membungkuk dikarenakan oleh sejumlah
faktor. Faktor tersebut yaitu desain kursi, kebiasaan membungkuk, kurangnya
motivasi untuk mengikuti prinsip-prinsip duduk yang baik di kantor, dan
kenyamanan yang dirasakan. Postur duduk membungkuk yang dianggap nyaman dalam
jangka pendek akan merusak kesehatan tulang punggung dalam jangka panjang.
Prinsip-prinsip sehat terutama desain kursi duduk dan meja kerja yang ergonomis
untuk mereka yang bekerja dalam posisi duduk lama di kantor sangat penting (Beldon
and Epsom, 2007).
Duduk dengan posisi membungkuk dapat meningkatkan
tekanan pada diskus yang disebabkan oleh perubahan pusat gravitasi tubuh,
pembagian beban dan ketegangan ligament. Ketika pinggang bawah datar pada
posisi duduk membungkuk, mengakibatkan peningkatan pembebanan pada bagian depan
diskus oleh berat badan yang membungkuk ke depan menyebabkan diskus berubah
bentuk dimana bagian belakang diskus teregang, meningkatkan tegangan gaya dan
tingginya stress pada bagian diskus yang menyempit. Hasil
peningkatan ketegangan yang disebabkan oleh duduk dan membungkuk ke depan
secara dramatis meningkatkan tegangan ligamentum dan menjadi sumber yang
potensial bagi kerusakan ligament dan diskus (O’Sullivan et al, 2002).
Selain itu duduk membungkuk dapat menimbulkan
ketidakseimbangan otot, nyeri yang disebabkan oleh ketegangan sendi, otot, dan
ligament, nyeri akibat spasme otot karena kontraksi otot yang terus-menerus
menahan posisi tubuh, tekanan pada rongga dada menyebabkan berkurangnya
ekspansi torak, tekanan pada organ internal tubuh/abdominal, dan kelelahan
otot.
Otot memerlukan energi untuk mempertahankan tubuh
untuk tetap tegak yang dihasilkan oleh perubahan kimiawi gula darah dan
menyuplai kerja otot melalui pembuluh darah. Salah satu produk yang dihasilkan
melalui proses kimiawi ini menghasilkan asam laktat yang normalnya dirubah
menjadi karbon dioksida dan air. Karbon dioksida ditransportasikan oleh darah
ke paru-paru untuk dibuang saat ekspirasi. Ketika berjalan, gerakan yang kita
lakukan meningkatkan aliran darah, dan memerlukan energy untuk kontraksi otot
dalam membuang asam laktat. Ketika duduk, otot juga bekerja, rendahnya aktivitas
saat duduk menyebabkan aliran darah berada pada level yang rendah. Tanpa aliran
darah yang adekuat ke otot, asam laktak meningkat, menyebabkan nyeri dan spasme
otot. Proses ini merupakan pembebanan statik menimbulkan kelelahan otot
(Hendri, 2009).
.
Posisi berdiri dan berjalan membungkuk selain
menimbulkan masalah pada otot, ligament, dan sendi juga akan mempengaruhi
kosmetik seseorang. Individu cenderung berdiri dan berjalan dengan posisi
membungkuk karena posisi tersebut nyaman baginya dan kebiasaan membungkuk
membuat posisi berdiri tegak justru akan membuatnya merasakan kelelahan pada
otot-otot punggungnya (O’Sullivan et al, 2002).
Posisi tidur sangat mempengaruhi postur tubuh dan
kesehatan. Individu kifosis postural cenderung tidur dalam posisi meringkuk.
Posisi tidur meringkuk sangat berbahaya karena akan mempengaruhi kualitas
tidur. Kurva tulang belakang yang melengkung pada posisi tidur meringkuk dengan
forward head position yang
menyebabkan penyempitan saluran pernapasan, posisi hip dan knee fleksi akan
menyebabkan tekanan dan penyempitan pada abdominal dan rongga dada sehingga
jumlah oksigen yang masuk saat tidur menurun dan mudah terjadi gagal napas pada
saat tidur (Park, 2008).
Patologi fungsional pada postur kifosis terangkum
dalam komponen Internatioan
Classification of Functioning, Disability, and Health (ICF) oleh WHO (2001)
yaitu sebagai berikut:
a. Impairment Body Function and Body
Structure
1)
Nyeri yang berasal dari struktur anatomi
kifosis torakal
a) Nyeri
yang disebabkan oleh over kontraksi otot akibat sikap tubuh membungkuk,
menyebabkan tightness yang ditandai dengan spasme dan jika berlangsung lama
akan menimbulkan trigger point dalam serabut otot yang menimbulkan sindroma
miofascial (dengan kode (b28013): “nyeri pada punggung” (ICF, 2001)).
b) Nyeri
yang disebabkan oleh penurunan daya tahan otot dalam menahan sikap tubuh yang
membungkuk mengakibatkan kelelahan otot punggung dan terjadi mekanikal stress
pada jaringan (dengan kode (b28013):
“nyeri pada punggung” (ICF, 2001)).
c) Nyeri
yang disebabkan oleh peregangan ligament, kapsul sendi, dan kompresi pembuluh
darah menyebabkan distensi atau kompresi saraf sehingga menimbulkan inflammasi
(dengan kode (b28013): “nyeri pada
punggung” (ICF, 2001)).
d) Nyeri
yang disebabkan oleh penguncian sendi torakal karena pemendekan
ligament-ligament vertebralis dalam waktu lama (dengan kode (b28016): “nyeri
pada sendi” (ICF, 2001)).
2)
Penurunan fungsi otot akibat
penyimpangan postur pada struktur anatomi kifosis torakal:
a) Penurunan
fungsi otot yang timbul akibat panjang dan kekuatan otot antara otot agonist
dan antagonist tidak seimbang karena adaptasi atau disfungsi dari postur yang
salah sehingga menimbulkan tightness dan weakness otot (dengan kode (b7355):
“tonus pada otot punggung” (ICF, 2001)).
b) Penurunan
fungsi otot yang timbul akibat penurunan ekstensibilitas dan fleksibilitas
otot menyebabkan penurunan daya tahan
otot (dengan kode (b7401): “daya tahan kelompok otot” (ICF, 2001)).
c) Penurunan
fungsi otot yang timbul akibat penurunan power otot karena adanya penurunan
daya tahan dan kekuatan otot (dengan kode (b7305): “power pada otot punggung”
(ICF, 2001)).
3)
Keterbatasan ROM akibat hipomobiliti
pada struktur anatomi kifosis torakal yang menyertai :
a) Keterbatasan
ekstensi torakal disebabkan oleh pemendekan ligament-ligament vertebralis dalam
jangka waktu lama yang akan terjadi kontraktur pola non capsular pattern (dengan kode (b7108): “mobilitas sendi torakal” (ICF, 2001)).
b) Keterbatasan
mobilitas sangkar torak disebabkan oleh hipomobiliti sendi intervertebral
berdampak pada berkurangnya gerak costovertebral dan costotransversal joint
(dengan kode (b7108): “mobilitas sendi torakal” (ICF, 2001)) .
4)
Keterbatasan ekspansi torak akibat tidak
sempurnanya ekstensi torakal yang mengakibatkan penekanan pada otot diafragma
dan abdominal yang menyebabkan kelemahan otot dan ketidakseimbangan otot
pernapasan (dengan kode (b4408): “fungsi
ekspansi torak” (ICF, 2001)).
b. Keterbatasan
Aktivitas Fungsional
1) Keterbatasan
aktivitas pada saat duduk lama di kursi atau lantai saat mengetik, belajar
dan mengerjakan tugas yang disebabkan
oleh otot punggung yang bekerja terus-menerus menahan posisi duduk membungkuk
mengakibatkan kelelahan otot dan adanya mekanikal stress pada tulang belakang
(dengan kode (d4153): “mempertahankan posisi duduk” (ICF, 2001)).
2) Keterbatasan
aktivitas pada saat berdiri lama saat mengantri, berdiri dalam bus, dan
sebagainya yang disebabkan oleh kelelahan otot punggung dan mekanikal stress
pada tulang belakang (dengan kode (d4154): “mempertahankan posisi berdiri”
(ICF, 2001)).
3) Keterbatasan
aktivitas pada saat tidur yang disebabkan oleh posisi tidur meringkuk yang
mengakibatkan penekanan pada rongga pernapasan (dengan kode (d4150):
“mempertahankan posisi tidur” (ICF, 2001)).
c. Keterbatasan
Partisipasi
1) Keterbatasan
partisipasi dalam bekerja yang diakibatkan oleh ketidakmampuan duduk lama pada
saat bekerja di depan komputer seperti sekretaris dan programmer, dan supir yang mengharuskan duduk lama untuk
mengerjakan pekerjaannya di kantor, perusahaan, da sebagainya (dengan kode (d8502):
“pekerjaan full time” (ICF, 2001)).
2) Keterbatasan
partisipasi dalam bekerja yang diakibatkan oleh ketidakmampuan berdiri lama
pada saat bekerja seperti satpam, kasir, dan sebagainya dalam mengerjakan
pekerjaannya di kantor, bank, dan perusahaan (dengan kode (d8502): “pekerjaan full time” (ICF, 2001)).
3) Keterbatasan
partisipasi dalam berolahraga yang diakibatkan postur kifosis postural yang
menyebabkan penurunan performa otot dan kualitas bermain seperti keikutsertaan
dalam permainan basket, voli, badminton, lempar cakram, dan sebagainya (dengan
kode (d9201): “olahraga” (ICF, 2001)).
0 comments:
Post a Comment