- Pengertian Stroke
Stroke termasuk
penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai dengan
kematian jaringan otak (infark serebral) yang terjadi karena
berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. Berkurangnya aliran darah dan
oksigen ini bisa dikarenakan adanya sumbatan, penyempitan atau pecahnya
pembuluh darah.
WHO
mendefinisikan bahwa stroke adalah gejala-gejala defisit
fungsi susunan saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak dan
bukan oleh yang lain dari itu. Menurut kamus kedokteran ‘ Dorlan’ Stroke adalah serangan mendadak dan
berat; disebut juga ictus, sindrom stroke, denyutan.
Stroke adalah cedera otak yang
berkaitan dengan obstruksi aliran darah otak. Stroke dapat terjadi akibat
pembentukan thrombus di suatu arteri serebrum, akibat embolus yang mengalir ke
otak dari tempat lain di tubuh, atau akibat pendarahan otak. Pada stroke,
terjadi hipoksia serebrum yang menyebabkan cedera dan kematian sel-sel neuron.
Kerusakan otak karena stroke, terjadi sebagai akibat pembengkakan dan edema
yang timbul dalam 24-72 jam pertama setelah kematian neuron.
Secara
ringkas, Stroke adalah cedera
vaskular akut pada otak. Ini berarti bahwa stroke adalah suatu cedera mendadak
dan berat pada pembuluh-pembuluh darah otak. Cedera dapat disebabkan oleh
sumbatan bekuan darah, penyempitan pembuluh darah, sumbatan dan penyempitan,
atau pecahnya pembuluh darah. Semua ini menyebabkan kurangnya pasokan darah
yang memadai. Stroke juga merupakan penyakit neurologik (saraf) yang paling
sering menyebabkan kecacatan dan kematian. Oleh karena itu, stroke akut dapat
disebut sebagai brain attack atau
serangan otak.
B.
Memahami Anatomi
otak
Otak
merupakan alat tubuh yang sangat penting karena merupakan pusat komputer dari
semua alat tubuh. Bagian dari saraf sentral yang terletak di dalam rongga
tengkorak (cranium) dibungkus oleh selaput otak yang kuat. Otak terletak dalam
rongga cranium berkembang dari sebuah tabung yang mulanya memperlihatkan tiga
gejala pembesaran otak awal. Otak depan menjadi hemisfer serebri, korpus
striatum, thalamus, serta hipotalamus. Otak tengah menjadi tegmentum, krus
serebrium, korpus kuadrigeminus. Sedangkan otak belakang menjadi pons varoli,
medulla oblongata, dan cerebellum.
Otak
belakang terdiri dari tiga bagian. Yang pertama medulla oblongata, yang
sesungguhnya merupakan perpanjangan sum-sum tulang belakang di dalam tengkorak.
Selain memuat area naik turun menuju dan dari bagian otak yang lebih tinggi,
medulla juga memuat beberapa nucleus penting yang mengendalikan pernapasan dan
denyut jantung. Bagian lebih atas medulla terdiri dari kumpulan nucleus sebesar
jari kelingking yang disebut reticular formation (sekumpulan saraf). ia
merupakan sistem pengatur tidur, berjalan, dan kewaspadaan. Bagian kedua adalah
pons varoli (serat saraf otak), yang dalam bahasa latin berarti jembatan. Ia
terutama merupakan jalur yang menghubungkan dua belahan otak berikutnya, yang
disebut cerebellum (otak kecil). Cerebellum yang dalam bahasa latin artinya
‘otak mini’, pada kenyataanya berbentuk seperti otak berukuran kecil, dan
utamanya berperan dalam mengoordinasikan gerakan tak sadar.
Otak
tengah pada manusia merupakan bagian terkecil dari otak. Ia menghubungkan otak
belakang dengan otak depan, dan terdiri dari beberapa jalur yang penting bagi
pendengaran dan penglihatan. Pada bayi binatang dan juga bayi manusia, ukuran
bagian ini jauh lebih besar.
Otak
depan merupakan bagian otak terbesar dibagi dalam bagian-bagian berikut
1.
Hipotalamus
Hipotalamus
adalah bagian kecil otak yang terdapat tepat di bawah thalamus pada kedua sisi
rongga ketiga. (Rongga itu merupakan area di dalam otak besar yang berisi
cairan serebrospinal, dan berhubungan dengan cairan tulang belakang). Ia berada
tepat di bagian dalam dua sistem saraf optik, dan tepat di atas (dan terkait
erat dengan) kelenjar pituitary. Hipotalamus merupakan salah satu bagian otak
paling sibuk, dan sangat berkenaan dengan homeostatis. Homeostatis adalah
proses pengembalian sesuatu pada beberapa ‘titik rangkaian’. Hipotalamus
berperan penting dalam mengatur rasa lapar, haus, respon terhadap rasa sakit,
tingkat kesenangan, kepuasan seksual, kemarahan, dan perilaku agresif. Ia juga
mengatur pemfungsian system saraf simpatik dan parasimpatik, yang pada
gilirannya memaksudkannya untuk mengatur hal-hal seperti denyut nadi, tekanan
darah, pernapasan, dan kegairahan akibat lingkungan emosional.
2.
Hippocampus
Hippocampus
terdiri dari dua ‘tanduk’ yang melengkung ke belakang dari amygdala. Ia tampak
sangat penting dalam mengubah hal-hal yang ‘ada di benak’ pada saat tertentu
(memori jangka pendek) menjadi hal-hal yang akan kita ingat selamanya (memori
jangka panjang). Jika hippocampus rusak, seseorang tidak bias membangun memori
baru, dan hidup meskipun di dunia asing dimana segala yang mereka alami masa
sebelum cedera pun tidak tergapai.
3.
Amygdala
Amygdala adalah
dua kumpulan neuron pada sisi lain thalamus di dasar hippocampus. Ketika ia
distimulasi secara elketrik, binatang merespon dengan agresi. Dan jika amygdale
diangkat, binatang juga menjadi acuh tak acuh terhadap stimuli yang menyebabkan
ketakutan dan juga respon-respon seksual.
Otak
terdiri dari sel-sel otak yang disebut neuron, sel-sel penunjang yang dikenal
sebagai sel glia, cairan serebrospinal, dan pembuluh darah. Arteri adalah
pembuluh yang mengangkut darah kaya akan oksigen dan nutrien, misalnya glukosa
ke otak. Vena adalah pembuluh yang membawa darah yang telah digunakan dan zat
sisa menjauhi otak. Semua orang memiliki jumlah neuron yang sama, sekitar 100
miliar, tetapi jumlah koneksi di antara berbagai neuron berbeda-beda. Pada
seorang dewasa, otak membentuk hanya sekitar 2% (sekitar 1,4 kg) dari berat
tubuh total, tetapi mengonsumsi sekitar 20% oksigen dan 50% glukosa yang ada di
dalam darah arterial.
Pengaliran darah ke otak dilakukan oleh dua pembuluh
arteri utama yaitu sepasang arteri karotis interna yang mengalir
sekitar 70% dari keseluruhan jumlah darah otak dan sepasang arteri
vertebralis yang memberikan 30% sisanya. Arteri karotis bercabang
menjadi arteri cerebri anterior dan arteri cerebri media yang
memperdarai daerah depan hemisfer cerebri, pada bagian belakang otak
dan di bagian otak dibalik lobus temporalis. Kedua bagian otak terakhir
ini memperoleh darah dari arteri cerebri posterior yang berasal dari arteri
vertebralis.
Peredaran darah otak dipengaruhi oleh beberapa faktor :
(1) Tekanan darah dikepala (perbedaan antara tekanan arterial dan venosa
pada daerah setinggi otak), tekanan darah arteri yang penting dan menentukan
rata -rata 70 mmHg, dan dibawah tekanan ini akan terjadi pengurangan sirkulasi
darah yang serius (2) Resistensi cerebrovasculer: Resistensi aliran
darah arteri melewati otak dipengaruhi oleh : (a)Tekanan liquor
cerebrospinalis intracranial, peningkatan resistensi terhadap aliran darah
terjadi sejajar dengan meningginya tekanan liquor cerebrospinalis,
pada tekanan diatas 500 mm air, terjadi suatu restriksi sirkulasi yang ringan
sampai berat (b)Viskositas darah : Sirkulasi dapat menurun lebih dari 50 % pada
polycythemia, suatu peningkatan yang nyata didalam sirkulasi darah
otak dapat terjadi pada anemia berat (c) Keadaan pembuluh darah cerebral,
terutama arteriole : Pada keadaan patologis, blok ganglion stelata
dapat mengalami kegagalan untuk mempengaruhi aliran darah otak.
- Klasifikasi Stroke
Berdasarkan proses patologi dan gejala klinisnya stroke
dapat diklasifikasikan menjadi :
1. stroke hemoragik (perdarahan)
Stroke hemoragik disebabkan oleh
perdarahan ke dalam jaringan otak (disebut hemoragia intraserebrum atau hematom
intraserebrum) atau ke dalam ruang subaraknoid, yaitu ruang sempit antara
permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi otak (disebut hemoragia subaraknoid).
Ini adalah jenis stroke yang paling mematikan, tetapi relatif hanya menyusun
sebagian kecil dari stroke total : 10-15% untuk perdarahan intraserebrum dan
sekitar 5% untuk perdarahan subaraknoid.
Perdarahan dari sebuah arteri
intrakranium biasanya disebabkan oleh aneurisma (arteri yang melebar) yang
pecah atau Karena
suatu penyakit.
Penyakit yang meyebabkan dinding
arteri menipis dan rapuh adalah penyebab tersering perdarahan intraserebrum.
Penyakit semacam ini adalah hipertensif ( peningkatan tekanan darah) atau
angiopati amiloid (di mana terjadi pengendapan protein di dinding arteri-arteri
kecil di otak).
Pecahnya sebuah aneurisma merupakan penyebab
tersering perdarahan subaraknoid. Pada perdarahan subaraknoid, darah didorong
ke dalam ruang subaraknoid yang mengelilingi otak. Kadang-kadang terjadi gejala
nyeri kepala yang timbul mendadak, parah, dan tanpa sebab yang jelas dan
disertai oleh muntah, kaku leher, atau kehilangan kesadaran, tetapi jika
diabaikan gejala ini akan berakibat fatal.
2.
stroke non
hemoragik (non
pendarahan) atau Ischemic Stroke
Dapat berupa iskemia, embolik, spasme ataupun thrombus
pembuluh darah otak. Umumnya terjadi setelah beristirahat cukup lama atau bangun
tidur. Tidak terjadi perdarahan, kesadaran umumnya baik dan terjadi proses
edema otak oleh karena hipoksia jaringan otak.
Penyumbatan dapat terjadi di sepanjang jalur pembuluh darah
arteri yang menuju otak. Darah ke otak disuplai oleh dua arteri karotis interna
dan dua arteri vertebralis. Arteri-arteri ini merupakan cabang dari lengkung
aorta jantung.
Stroke non hemoragik dapat juga diklasifikasikan berdasarkan
perjalanan penyakitnya, yaitu :
a) TIA’S
(Transient Ischemic Attack)
Yaitu
gangguan neurologist sesaat, beberapa menit atau beberapa jam saja dan gejala
akan hilang sempurna dalam waktu kurang dari 24 jam.
b) RIND
(Reversible Ischemic Neurologis Deficit)
Gangguan
neurologis setempat yang akan hilang secara sempurna dalam waktu 1 minggu dan
maksimal 3 minggu.
c) Stroke in
Volution atau Progressing Stroke
Stroke
yang terjadi masih terus berkembang dimana gangguan yang muncul semakin berat
dan bertambah buruk. Proses ini biasanya berjalan dalam beberapa jam atau
beberapa hari.
d) Stroke
Komplit atau Completed Stroke
Gangguan
neurologist yang timbul bersifat menetap atau permanent dan tidak berkembang
lagi.
Selain itu, menurut klasifikasi uji
coba The National Institute of Neurological Disorders Stroke Part III (NINDS
III), berdasarkan penyebabnya stroke non hemoragik dibagi dalam 4 golongan,
yaitu
a)
Atetrombotik : penyumbatan pembuluh
darah oleh plak.
b)
Kardioemboli : sumbatan pembuluh
darah oleh pecahan plak (emboli dari jantung.
c)
Lakuner : sumbatan plak pada
pembuluh darah yang berbentuk.
d)
Penyebab lain yang mengakibatkan
hipotensi.
Berikut beberapa jenis stroke yang biasanya terjadi pada
manusia dewasa ini
-
Thrombotic Stroke,
yang terjadi bila ada bekuan darah (thrombus) yang ter-bentuk di dalam arteri
dan menghambat aliran darah ke otak.
-
Embolic Stroke,
terjadi bila ada sebuah bekuan darah atau sebagian dari Plaque, yang terbentuk
dalam pembuluh darah lain di tubuh, kemudian terpecah dan mengalir ke pembuluh
darah otak. Pecahan ini yang akhirnya menyumbat sebuah arteri di dalam otak.
-
Lactunar Stroke,
yang disebabkan adanya blockade atau sumbatan pada beberapa pembuluh darah
kecil di dalam otak.
-
Cerebral Haemorrbage,
yang terjadi bila arteri di otak pecah yang menyebabkan sel darah keluar dari
pembuluh darah. Stroke jenis ini tidak ditandai dengan gejala awal (karena
terjadi secara tiba-tiba). Biasanya terjadi akibat tekanan darah yang tinggi.
Dapat juga terjadi karena adanya kelainan bawaan pada pembuluh darah.
- Faktor Risiko Stroke
Sebagian besar
stroke terjadi akibat kombinasi faktor penyebab
media(misalnya, peningkatan tekanan darah) dan factor penyebab perilaku
(misalnya merokok). Penyebab ini disebut ‘faktor risiko’.
Sebagian faktor
risiko dapat dikendalikan atau dihilangkan sama sekali baik dengan cara medis,
misalnya minum obat tertentu, atau dengan cara nonmedis, misalnya perubahan
gaya hidup. Ini disebut faktor risiko yang dapat dimodifikasi. Diperkirakan
bahwa 85% dari semua stroke dapat dicegah dengan mengendalikan faktor-faktor risiko
yang dapat dimodifikasi tersebut.
Faktor risiko
stroke terdiri dari dua hal yang pertama adalah faktor risiko mayor dan kedua
adalah faktor risiko minor.
Faktor risiko mayor (faktor
dominan) biasanya merupakan penyakit dan gangguan lain yang memang sudah
bersarang di tubuh penderita stroke. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai
berikut
1.
Hipertensi (tekanan
darah tinggi)
2.
Penyakit jantung
3.
Sudah ada
manifestasi aterosklerosis secara klinis (gejala-gejala pengerasan pembuluh
darah), gangguan pembuluh darah koroner, gangguan pembuluh darah karotis,
klaudikasio intermiten (nyeri yang hilang timbul), denyut nadi perifer tidak
ada, dan lain-lain.
4.
Diabetes melitus
(kencing manis)
5.
Polisitemia (banyak
sel-sel darah)
6.
Pernah terserang
stroke / iskemik sesaat
7.
Hiperlipidemia
(peninggian kadar lipid dalam darah)
8.
Tingginya sel darah
merah
9.
Gangguan pembuluh
darah
10. Penyakit katup jantung atau otot jantung yang disebut
endocarditis
11. Mengerasnya pembuluh arteri (aterosklerosis, atau
penumpukan kolesterol pada dinding arteri)
12. Ketidaknormalan irama jantung seperti artrial fibrilation
13. Riwayat keluarga dan genetika
14. Aneurisma intrakranium yang belum pecah
Sedangkan faktor risiko minor
adalah faktor yang biasanya terjadi karena faktor gaya hidup dan pola makan penderita yang tidak memerhatikan berbagai akibat negatif
dari pola dan gaya hidup tersebut. Faktor risiko minor
ini antara lain
1.
Kadar lemak darah
yang tinggi
2.
Hematokrit tinggi
3.
Merokok
4.
Kegemukan
(obesitas)
5.
Kadar asam urat
tinggi
6.
Kurang gerak badan/olah
raga
7.
Fibrinogen tinggi
8.
Suku bangsa (negro/
Spanyol)
9.
Jenis kelamin dan
penuaan
10. Penyalahgunaan obat-obatan (narkoba)
11. Stres dan depresi
12. Makanan yang tidak sehat
13. Kelebihan alkohol
14. mendengkur dan apnea tidur
Selain faktor risiko di
atas, ada juga faktor lain yang bisa mengakibatkan kemungkinan serangan stroke,
misalnya penyakit sifilis, malaria otak, penyakit darah yang menyebabkan
kekentalan darah meningkat, dan lain-lain. Namun, pada penemuan mutakhir, ada
juga faktor risiko baru, yaitu perubahan endogen. Tingginya tingkat
infeksi di Indonesia menyebabkan perubahan jaringan dalam tubuh yang bisa
mendorong timbulnya stroke.
E. Gejala
dan Tanda Stroke
Sebagian besar kasus stroke terjadi secara mendadak,
sangat cepat, dan menyebabkan kerusakan otak beberapa menit (completed stroke). Kemudian stroke
menjadi bertambah buruk dalam beberapa jam sampai satu atau dua hari akibat
bertambah luasnya jaringan otak yang mati (stroke
in evolution).
Perkembangan penyakit biasanya (tetapi tidak selalu)
diselingi dengan periode stabil, dimana perluasan jaringan yang mati berhenti
sementara atau terjadi beberapa perbaikan. Gejala stroke yang muncul pun
tergantung dari bagian otak yang terkena.
Berikut beberapa dugaan atau kemungkinan stroke
-
mulut mencong
(facial drop), untuk mengetes, caranya adalah dengan meminta pasien
memperlihatkan giginya atau tersenyum. Jika normal kedua sisi muka bergerak
simetris dan jika abnormal salah satu sisi muka tertinggal.
-
Gangguan bicara dan
bahasa, untuk mengetes, pasien diminta mengatakan kalimat tertentu. Jika normal
dapat mengucapkan kalimat dengan benar dan jelas dan jika abnormal bicara rero
atau menggunakan kata yang salah.
-
Lengan lemah, untuk
mengetes, pasien diminta menahan kedua lengannya lurus sekitar 10 detik, dengan
mata tertutup. Jika normal kedua lengan daoat bergerak bersamaan dan sejajar
dan jika abnormal salah satu lengan bergerak turun/ tidak sejajar.
-
Gangguan gerakan
bola mata dan gangguan koordinasi.
Sedangkan gejala stroke yang masih ringan jika stroke
terjadi, keluarga hendaknya segera membawa pasien ke rumah sakit. Saat dokter
memeriksa seseorang setelah terserang stroke, dan tidak menemukan gejala dan
tanda yang jelas padanya, kemungkinan ia terserang serangan iskemik sementara
atau TIA atau stroke ringan. Dalam hal ini pasien akan pulih sedia kala dalam
waktu kurang dari 24 jam setelah stroke terjadi, dan untuk mencegah terjadi
stroke ulangan, pasien sebaiknya menjalani gaya hidup sehat serta mengonsumsi
obat yang dapat menghancurkan sumbatan atau plak pada arteri.
Membaca isyarat stroke dapat dilakukan dengan mengamati
beberapa gejala stroke berikut
-
adanya serangan
defisit neurologis fokal, berupa kelemahan atau kelumpuhan lengan atau tungkai,
atau salah satu sisi tubuh
-
hilangnya rasa atau
adanya sensasi abnormal pada lengan, tungkai, atau salah satu sisi tubuh. Baal
atau mati rasa sebelah, terasa kesemutan, terasa seperti kena cabai, rasa
terbakar
-
mulut, lidah
mencong bila diluruskan
-
gangguan menelan :
sulit menelan, minum suka tersedak
-
bicara tidak jelas
(rero), sulit berbahasa, kata yang diucapkan tidak sesuai keinginan, pelo,
sengau, bicaranya ngaco, kata-katanya tidak dapat dipahami (afasia). Bicara
tidak lancar, hanya sepatah-sepatah yang terucap
-
sulit memikirkan
atau mengucapkan kata-kata yang tepat
-
tidak memahami
pembicaraan orang lain
-
tidak mampu membaca
dan menulis, dan tidak memahami tulisan
-
tidak dapat
berhitung, kepandaian menurun
-
tidak mampu
mengenali bagian dari tubuh
-
hilangnya kendali
terhadap kandung kemih, kencing yang tidak disadari
-
berjalan menjadi
sulit, langkahnya kecil-kecil
-
menjadi pelupa
(dimensia)
-
vertigo (pusing,
puyeng), atau perasaan berputar yang menetap saat tidak beraktivitas
-
awal terjadinya
penyakit (onset) cepat, mendadak, dan biasanya terjadi pada saat beristirahat
atau bangun tidur
-
hilangnya
penglihatan berupa penglihatan yang terganggu, sebagian lapang pandangan tidak
terlihat, gangguan pandangan tanpa nyeri, penglihatan gelap atau ganda sesaat
-
kelopak mata sulit
dibuka atau dalam keadaan terjatuh
-
pendengaran hilang
atau gangguan pendengaran, berupa tuli satu telinga atau pendengaran berkurang
-
menjadi lebih
sensitif : menjadi mudah menangis atau tertawa
-
kebanyakan tidur atau selalu ingin tidur
-
kehilangan
keseimbangan, gerakan tubuh tidak terkoordinasi dengan baik, sempoyongan, atau
terjatuh
-
gangguan kesadaran,
pingsan sampai tidak sadarkan diri (koma)
Stroke juga bisa menyebabkan edema atau pembengkakan
otak. Hal ini berbahaya karena ruang dalam tengkorak sangat terbatas. Tekanan
yang timbul bisa lebih jauh merusak jaringan otak dan memperburuk kelainan
neurologis, meskipun strokenya sendiri tidak bertambah luas.
0 comments:
Post a Comment