Thursday, 31 July 2014



Sebagian besar orang mengeluhkan nyeri lutut dalam berbagai aktivitas seperti berjalan, duduk ke berdiri, naik atau turun tangga, melompat, berjongkok, menendang, dan sebaginya. Nyeri lutut merupakan sinyal bahwa terjadi masalah dalam lutut. Masalah tersebut dapat bersifat bahaya atau tidak. Lutut memiliki fungsi penting sebagai penghubung antara tulang femur dan tibia. Secara anatomi, lutut merupakan tulang sesamoid terbesar. Sesamoid yaitu bentuk tulang yang tidak beraturan dan biasanya tersebar di sekitar tulang utama.

Berikut 5 Fakta mengenai lutut
1. Lutut memiliki keistimewaan sebagai penopang berat badan.
    Berat badan yang ideal baik untuk kesehatan lutut. Ketika tubuh sudah mengalami overweight maka lutut 
    akan menahan berat badan yang berlebihan tersebut. Daya topang lutut terhadap berat badan memiliki
    batas maksimalnya. Oleh karena itu, setiap orang wajib menjaga berat badannya tetap ideal agar lutut
    tetap sehat.
2. Sistem Pelumas lutut
    Lutut memiliki cairan sinovial sendi yang bekerja melumasi sendi lutut agar gerak lutut dapat baik.
    Kekentalan cairan sinovial tergantung dari gerak lutut itu sendiri. Semakin banyak bergerak, drainase
    cairan sinovial semakin baik. cairan sinovial dapat terganggu bila lutut mengalami peradangan dan
    terjadi pengelupasan tulang rawan sendi. Akibatnya, cairan sinovial mengalami pengentalan dan dapat
    menjadi kering. Untuk menjaga keseimbangan cairan sinovial tetap baik, sebaiknya berjalan kaki rutin
    dan teratur,
3. Suhu lutut
    Lutut memiliki temperatur 38 derajat celcius, dimana suhu ini merupakan temperatur yang normal di atas
    subuh tubuh manusia. Temperatur dalam lutut dapat mengalami peningkatan bila dalam lutut terjadi
    peradangan sehingga lutut terlihat membengkak.
4. Ligament sebagai stabilisasi pasif
    Ligament sebagai jaringan pengikat sendi lutut berfungsi membatasi gerak lutut ke arah yang berlebihan
    secara pasif. Ligament dan sendi lutut memiliki peredam tekanan yang baik. Bila terjadi gerakan berlebihan pada lutut yang membuat ligament tidak mampu menahan friksi dari gaya dan gerak lutut,
    maka ligament lutut dapat mengalami kerobekan yang menjadikan lutut tidak stabil dalam bergerak.
    Untuk menjaga keseimbangan fungsi ligament, perlu latihan fisik yang teratur.
5. Sistem otot lutut
   Otot berfungsi menggerakkan tulang dan tubuh secara aktif. Otot bekerja dengan kontraksi dan relaksasi, konsentrik-eksentrik. Lutut merupakan pertemuan origo dari otot quadriceps femoris, hamstring, dan iliotibialband yang selanjutnya origo ini menjadi sebagai stabilisasi aktif lutut dan meredam gaya friksi
 berlebihan pada sekitar lutut.

5 hal keistimewaan lutut ini dapat sewaktu-waktu mengalami gangguan bila kita tidak menjaganya dengan baik. Berjalan kaki secara teratur, berolahraga, mengkonsumsi kalsium pada buah, sayuran, dan suplement dapat menjaga kesehatan lutut. Aktivitas naik turun tangga perlu dikurangi karena naik turun tangga dapat menyebabkan kompresi berlebihan pada lutut. 

Thursday, 24 July 2014

Cervical root syndrome merupakan gejala berupa nyeri disertai kesemutan. Cervical root syndrome yaitu iritasi atau penekanan pada serabut saraf yang keluar dari ruas cervical yang menimbulkan nyeri paresthesia hingga ke lengan bawah. Sama halnya dengan low back pain, cervical root syndrome hanya merujuk pada kumpulan gejala yang masih belum pasti penyebab utama masalah pada struktur jaringannya secara spesifik.
Secara anatomi, cervical terdiri atas 7 corpus vertebrae dimana kurva cervical dalam bidang sagital lordosis sedangkan saraf yang keluar dari ruas cervical ada 8 pasang membentuk plexus cervicalis.

Struktur jaringan spesifik yang membungkus cervical dapat dilihat sebagai berikut
dapat diperhatikan, 8 pasang saraf yang keluar dari ruas cervical yang disebut saraf perifer membentuk plexus cervicalis mempersarafi bahu hingga ke lengan bawah. Beberapa kelompok otot meembungkus cervical dengan fungsinya masing-masing. 

Cervical secara khusus terdiri atas 7 ruas corpus yang dinamai dengan C1-C7. Antar ruas corpus dibatasi oleh discus yang berisi cairan nucleus pulposus, discus ini berfungsi untuk meredam tekanan pada gerak cervical. Untuk mempalpasi ruas cervical, terdapat proccessus spinosus yang menonjol. Antar proccessus transversus terdapat facet join yang berfungsi untuk membatasi gerak cervical. Cervical memiliki sendi uncovetebrae joint. Spesialnya, C1 disebut dengan atlas joint dan C2 disebut axis joint. Di cervical terdapat dens yang menonjol ke dalam. 

Cervical memiliki scalenus triangle yaitu segitiga yang dibentuk oleh otot scalenus anterior dan scalenus medial yang origonya melekat pada costa 1.  Segitiga scalenus ini dilewati oleh arteri axilaris dan plexus brachialis.
Berbagai struktur jaringan spesifik di atas dapat menyebabkan penekanan pada saraf yang keluar dari cervical. Adapun penyebab penekanan saraf cervical yaitu:
1. Discus
2. Facet
3. Scalenus triangle
4. Otot cervical.
Oleh karena itu, diperlukan pemeriksaan khusus dan mendetail untuk menemukan penyebab penekanan saraf cervical ini. Cervical root syndrome hanyalah merupakan gejala. 

Sunday, 20 July 2014

Discus problem exercise





Facet problem exercise





Low back Pain atau nyeri pinggang bawah merupakan kondisi yang disebut dengan "keranjang sampah" karena keluhan ini masih sangat umum dan lokasi penyebab utama masih samar. Low back pain sendiri merupakan istilah umum untuk menggambarkan kondisi pinggang bawah yang terasa nyeri dan tidak nyaman. Keluhan ini banyak dialami oleh pekerja kantoran, penjahit dan ibu rumah tangga yang beraktivitas duduk lama.

Klien/pasien datang dengan keluhan nyeri pinggang bawah harus mendapatkan pemeriksaan umum dan khusus untuk menemukan lokasi penyebab utama karena low back pain sendiri hanya merupakan gejala yang terjadi secara umum pada pinggang bawah. Yang dimaksudkan pinggang bawah disini adalah daerah lumbal hingga sacrum. Pemeriksaan yang tepat dapat menemukan indikator penting pada kasus low back pain.

Berikut pemeriksaan untuk menemukan kondisi Low Back Pain
inspeksi untuk postur untuk melihat penyimpangan spine dan gait analysis untik melihat apakah ada panjang tungkai berbeda dan atau antalgic gait.
kemudian test untuk fungsional umum dengan aktif pasif dan isometric
1. Fleksi-ekstensi lumbal pada posisi standing
    - klien berdiri tegak kemudian diminta untuk membungkukkan tubuh hingga ke bawah kemudian kembali
       tegak dan ke belakang kemudian kembali tegak. Bila nyeri membungkuk ---> Disk problem
       bila nyeri ke belakang---> facet problem, Osteoarthritis, sacrum pain
2. Trenbeleg test pada posisi berdiri dan duduk untuk melihat problem pada sacrum dengan mempalpasi SIPS dengan kedua jempol dan lihat pergerakan sacrum apakah hipo atau hiper mobile
3. Low back manuver 1--> terdiri atas thomas test, patric-kontra patric test, hip fleksion test, sacrum dan SIJ test,
4. low back mauver 2 --> untuk memastikan iritasi saraf
5. test khusus lain: PACVP, palpasi, stretching test

berikut hasil pemeriksaan dengan temuan yang spesifik
- Disk problem---> nyeri membungkuk dan antalgic gait
- facet problem ---> nyeri ekstensi biasanya disertai morning sickness
- sacrum pain ---> nyeri ekstensi dan nyeri duduk
 - piriformis syndrome ---> nyeri duduk
 - myofascial problem ---> nyeri yang terasa menjalar dan berat
  - spondylolistesis --> palpasi terdapat satu atau lebih processus spinosus tenggelam
dan lain-lainnya





Tendinitis supraspinatus merupakan kondisi yang disebabkan oleh trauma yang berulang meskipun ringan dan dalam waktu relatif lama, proses degenerasi akan mempercepat terjadinya injury.  Pasien biasanya mengeluh nyeri dan gerak terbatas saat melakukan abduksi  dan  fleksi shoulder.

Tendinitis supraspinatus disebabkan oleh kerusakan akibat gesekan atau penekanan yang berulang dan berkepanjangan .Tendon otot supraspinatus dan tendon otot biceps betumpang tindih dalam melewati terowongan yang dibentuk oleh caput humeri yang dibungkus oleh capsul sendi sebagai lantainya dan ligamen coracoacromial serta acromion sebagai atapnya. 
Cidera teringan adalah jenis gesekan yang dapat menyebabkan reaksi radang lokal atau tendinitis. Penyakit ini biasanya sembuh sendiri tetapi bila disertai impingiment yang lebih lama dan terutama pada orang tua dapat terjadi robekan kecil dan ini dapat diikuti dengan pembentukan jaringan parut, metaplasia fibrokartilageinous atau pengapuran tendon. Tendon biceps caput longum yang terletak bersebelahan dengan supraspinatus juga dapat terlibat dan sering robek   
Gambaran klinis
-          Adanya nyeri tekan
-          Nyeri menjalar dari acromion sampai insertio deltoid
-          Painful arc saat melakukan gerak abduksi  600-1200 , yang merupakan gambaran klasik bahwa adanya inflamasi tendon yang tertekan antara acromion dan humerus
-          Gerak shoulder atau arm full (tapi ada painful arc)
-          Resisted abduksi pada out range kadang nyeri
 


Thursday, 17 July 2014

Berikut analisis postur yang normal


Bentuk kurva tulang belakang pada janin saat di dalam kandungan berbentuk huruf C sampai saat janin tersebut dilahirkan. Bentuk kurva tulang belakang awal ini merupakan bagian utama kurva yang disebut kifosis. Saat bayi belajar untuk mengangkat kepala pada posisi tengkurap, tulang belakang mulai membentuk kurva servikal dan secara bertahap sesuai dengan usia, saat bayi belajar untuk duduk, merangkak, hingga berjalan otot-otot tubuh berkembang semakin kuat hingga terbentuklah kurva lordosis servikal dan lumbal serta kurva kifosis torakal dan sakrum. Kurva tulang belakang ini akan terus berkembang sampai pertumbuhan berhenti (Maigne, 2006).
12
 
Bentuk kurva tulang belakang dapat dilihat pada bidang sagital yaitu kurva kifosis dan lordosis yaitu dua lengkungan ke anterior sebagai lordosis dan dua lengkungan ke posterior sebagai kifosis, lordosis terdapat pada regio servikalis dan regio lumbalis, sedangkan kifosis pada regio torakalis dan sakralis (Pratiwi, 2009). Kurva tulang belakang ini memiliki sudut lengkungan proporsional yang dipengaruhi oleh usia, kondisi patologis, dan jenis kelamin (Macagno and O’Brien, 2006). 
Sedangkan pada bidang frontal tidak terdapat kurva atau lengkungan tulang belakang dalam arti kurva tulang belakang dalam keadaan lurus (Kendall et al, 2005). Keempat bentuk kurva tulang belakang ini sangat penting terhadap keseimbangan tubuh, fleksibilitas, dan peredam tekanan serta mendistribusikan perpindahan beban tubuh secara statik dan dinamik (Kisner and colby, 2007).




Bentuk kurva tulang belakang pada janin saat di dalam kandungan berbentuk huruf C sampai saat janin tersebut dilahirkan. Bentuk kurva tulang belakang awal ini merupakan bagian utama kurva yang disebut kifosis. Saat bayi belajar untuk mengangkat kepala pada posisi tengkurap, tulang belakang mulai membentuk kurva servikal dan secara bertahap sesuai dengan usia, saat bayi belajar untuk duduk, merangkak, hingga berjalan otot-otot tubuh berkembang semakin kuat hingga terbentuklah kurva lordosis servikal dan lumbal serta kurva kifosis torakal dan sakrum. Kurva tulang belakang ini akan terus berkembang sampai pertumbuhan berhenti (Maigne, 2006).
12
 
Bentuk kurva tulang belakang dapat dilihat pada bidang sagital yaitu kurva kifosis dan lordosis yaitu dua lengkungan ke anterior sebagai lordosis dan dua lengkungan ke posterior sebagai kifosis, lordosis terdapat pada regio servikalis dan regio lumbalis, sedangkan kifosis pada regio torakalis dan sakralis (Pratiwi, 2009). Kurva tulang belakang ini memiliki sudut lengkungan proporsional yang dipengaruhi oleh usia, kondisi patologis, dan jenis kelamin (Macagno and O’Brien, 2006). 
Sedangkan pada bidang frontal tidak terdapat kurva atau lengkungan tulang belakang dalam arti kurva tulang belakang dalam keadaan lurus (Kendall et al, 2005). Keempat bentuk kurva tulang belakang ini sangat penting terhadap keseimbangan tubuh, fleksibilitas, dan peredam tekanan serta mendistribusikan perpindahan beban tubuh secara statik dan dinamik (Kisner and colby, 2007).


Kurva tulang belakang membentuk postur  tubuh dengan alignment yang dapat diamati pada bidang sagital, frontal, dan transversal. Untuk mengamati simetrisnya bentuk kurva ini diperlukan alat bantu plumbline yang bekerja dengan prinsip searah gaya gravitasi, yang mewakili garis vertikal tubuh untuk melihat apakah alignment postur tubuh normal atau mengalami penyimpangan (Kendall et al, 2005).


berikut penyimpangan postur

 apa akibat dari penyimpangan postur?
1. back pain
2. pemendekan otot-otot postural
3. kelelahan postur
4. postural pain syndrome
5. menurunnya kemampuan pada aktivitas tertentu

berikut postural correction exercise yang bermanfaat


Total Pageviews

Search

Informasi

Jika Anda membutuhkan konsultasi terkait fisioterapi silahkan menghubungi melalui email physio.yuli@gmail.com

Artikel Populer