Cedera pada anterior impingemet ankle syndrome
disebabkan oleh cidera overuse karena melakukan gerakan dorsal
fleksi berulang-ulang dan terjadi micro trauma, mengakibatkan ruang sendi
talotibial saling berdekatan sehingga terjadi iritasi pada membrane synovial
kemudian terjadi penjempitan pada jaringan
lunak. Faktor lain yang menyebabkan terjadinya anterior impingement
ankle adalah sprain ankle kronik terjadi ketidakstabilan dan tejadi
keterbatasan ROM pada saat dorsal fleksi, bisanya terjadi
bengkak pada pergelangan kaki bagian depan.
Selama melakukan
aktivitas sehari-hari salah satunya menggunakan ankle atau pergelangan kaki,
yang merupakan bagian dari tubuh yang berfungsi sebagai menerima beban dari
seluruh tubuh pada saat berdiri maupun berjalan,berlari. Oleh karena itu kaki
dan pergelangan kaki menjadi pusat tumpuan badan saat berdiri,berjalan,lari
sehingga ankle cenderung mengalami terjadinya cidera. Ankle merupakan regio
tubuh sangat penting pada olahraga sepak bola,bola basket,pelari dan
sebagainya.
Anterior ankle
impegiment syndrome merupakan cidera overuse
karena melakukan gerakan dorsal fleksi berulang-ulang dan terjadi micro
trauma, mengakibatkan ruang sendi talotibial saling berdekatan sehingga terjadi
iritasi pada membrane synovial kemudian terjadi penjempitan pada jaringan lunak.
Berdasarkan epidemiologi, Anterior ankle impingiment syndrome yaitu
Selama melakukan
aktivitas sehari-hari salah satunya menggunakan ankle atau pergelangan kaki,
yang merupakan bagian dari tubuh yang berfungsi sebagai menerima beban dari
seluruh tubuh pada saat berdiri maupun berjalan,berlari. Oleh karena itu kaki
dan pergelangan kaki menjadi pusat tumpuan badan saat berdiri,berjalan,lari
sehingga ankle cenderung mengalami terjadinya cidera. Ankle merupakan regio
tubuh sangat penting pada olahraga sepak bola,bola basket,pelari dan
sebagainya.Pada saat ankle mengalami cedera yaitu
anterior impingement ankle ini biasanya terjadi pada pemain sepak bola. karena
pada saat gerakan menendang secara berulang-ulang dengan gerakan yang ekstrem
dipergelangan kaki yang gerakannya dorsal fleksi ankle. Semua olahraga
melibatkan gerakan ankle yang kuat bersama menempatkan tekanan yang besar pada
sendi itu sendiri.
Cedera pada anterior impingemet ankle syndrome
disebabkan oleh cidera overuse karena melakukan gerakan dorsal
fleksi berulang-ulang dan terjadi micro trauma, mengakibatkan ruang sendi
talotibial saling berdekatan sehingga terjadi iritasi pada membrane synovial
kemudian terjadi penjempitan pada jaringan
lunak. Faktor lain yang menyebabkan terjadinya anterior impingement
ankle adalah sprain ankle kronik terjadi ketidakstabilan dan tejadi
keterbatasan ROM pada saat dorsal fleksi, bisanya terjadi
bengkak pada pergelangan kaki bagian depan.Gejalanya
awalnya Anterior impingement ankle biasanya berupa nyeri disekitar pergelangan
kaki depan disertai bengkak saat melakukan digerakan dorsal fleksi, serta yang
terjadi pada pasien sulit melakukan aktivitas seperti pada saat berjalan dan
naik turun tangga serta terjadi kekakuan pada sendi ankle joint dan kehilangan
kecepatan dan pada saat ankle take off.
Patologi terjadi akibat terjadi kerusakan pada
jaringan lunak pada kapsul sendi yang disebabkan ruang antara talotibial
menyempit sehingga terjadi pergesekan sehingga terjadi iritasi pada membrane
synovial dikarenakan ketidakstabilan sendi karena spain ankle kronik, pada pembuluh darah akan terjadi hemorhage
dan dilatasi yang akan meningkatkan sensitivitas nocicsensorik sehinggga akan
menimbulkan nyeri. Pada keadaan ini
bila tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan zat-iritan tersebut akan melekat
pada jaringan sub synovisal dan akan terjadi hypertropi dari lapisan synovial.
Fibrous yang menetap pada jaringan akan mengakibatkan nyeri saat
bergerak,sehingga orang tersebut bergerak minimal,yang apabila lama tidak
digerakan dapat menyebabkan fleksibilitas jaringan menurun. Selain itu jika
lama tidak digerakan tonus dan kekuatan otot menurun sehingga akan terjadi
efektifitas dan efisiensi gerak menurun.
Tanda dan gejalanya sebagai berikut
Memar,
bengkak ( oedem ) di sekitar persendian tulang yang terkena
- Haemarthrosis / pendarahan
- Nyeri pada persendian tulang
- Nyeri bila anggota badan di gerakkan
/ diberi beban
- Fungsi persendian terganggu, terjadi
kekakuan sendi
- Ketidakstabialn persendian
Penatalaksanaan
Fisioterapi Pada Gangguan Gerak dan Fungsi Ankle Akibat Anterior Ankle
Impingiment Syndrome
Untuk menentukan problem pada pasien
terlebih dulu kita harus melakukan pemeriksaan yang tercantum dalam asuhan
fisioterapi yang terdiri atas:
1. Assesment
a. Anamnesa.
Anamnesa
adalah metode pengumpulan data dengan cara wawancara, baik langsung pada pasien
atau pada keluarga pasien. Anamnesa mencakup identitas pasien, keluhan pasien,
riwayat penyakit serta tindakan medis yang pernah dilakukan pasien.
b.
Pemeriksaan
1) Pemeriksaan
Umum
Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat keadaan umum
pasien seperti tekanan darah, nadi, pernapasan dan suhu.
2)
Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan
khusus adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui penyebab dan
perubahan-perubahan yang terjadi akibat gangguan tersebut. Dalam kasus ini
pemeriksaan khusus yang dilakukan antara lain :
a)
Inspeksi
Inspeksi meliputi pemeriksaan secara
visual tentang kondisi kemampuan gerak dan fungsinya, oedema, pengecilan otot
(atrofi), warna serta kondisi kulit sekitarnya. Kemampuan beraktifitas serta
alat abntu yang digunakan untuk melakukan aktivitas, posisi pasien dan
lain-lain.
b) Palpasi
Palpasi
adalah pemeriksaan terhadap anggota gerak dengan menggunakan lengan dan
membedakan antara kedua anggota gerak yang kanan dan kiri, palpasi dilakukan
terutama pada kulit dan subcutaneous untuk mengetahui temperature, oedem,
spasme dan lain-lain
c)
Pemeriksaan Gerak dan Fungsi
Dalam pemeriksaan ini
meliputi pemeriksaan gerak aktif, gerak pasif pada sendi ankle dan isometric
pada otot-otot yang bersangkutan. Pada pemeriksaan umumnya pada pasien
ditemukan rasa nyeri, keterbatasan gerak, dan sebagainya. kriteria gerak passif
meliputi: ROM, Nyeri, End Feel
d)
Pemeriksaan
kekuatan otot (MMT)
Pemeriksaan ini
dilakukan dengan menggunakan metode manual muscle testing.
Skala nilai kekuatan
otot adalah :
Nilai
|
Huruf
|
Skala
|
Definisi
|
0
|
|
Zero
|
Tidak
ditemukan kontraksi dengan palpasi
|
1
|
(Tr)
|
Trace
|
Ada
kontraksi tidak ada gerakan
|
2
|
(P)
|
Poor
|
Gerakan
ROM penuh tidak dapat melawan gravitasi
|
3
|
(F)
|
Fair
|
Gerak
penuh ROM melawan gravitasi
|
4
|
(G)
|
Good
|
Gerakan
ROM penuh dan dapat melawan tahanan sedang
|
5
|
(N)
|
Normal
|
Gerakan
ROM penuh dan melawan tahanan maksimal
|
e)
ROM
Pemeriksaan ROM
dilakukan dengan menggunakan goniometer dan dituliskan dengan metode ISOM
(International Standar Of Measurement).
f)
Pemeriksaan Antropometri
Pemeriksaan ini di bagi
menjadi 2 yaitu: pemeriksaan panjang tungkai dan pemeriksaan lingkar segment.
Pemeriksaan panjang tungkai dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan
panjang tungkai, sedangkan pemeriksaan lingkar segment dilakukan untuk membuat
perbandingan antara sisi yang sakit dan sisi yang sehat untuk menentukan apakah
ada oedema.
g)
Pemeriksaan Neurologis
Pemeriksaan ini
dilakukan untuk mengetahui apakah pada pasien mengalami gangguan keseimbangan,
koordinasi, refleks, dan sebagainya dengan melakukan pemeriksaan keseimbangan,
koordinasi, refleks, dan vestibular.
h)
Pemeriksaan Nyeri dengan VAS
(Visual Analog Scale)
VAS merupakan salah
satu metode pengukuran nyeri dengan menggunakan penilaian tingkat nyeri yang
dirasakan pasien.
Ø Pasien
diminta untuk menunjukkan letak nyeri yang dirasakan pada garis yang berukuran
10 cm, dimana pada ujung sebelah kiri (nilai 0) tidak ada nyeri dan pada ujung
sebelah kanan (nilai 10) nyeri yang tidak tertahankan.
i)
Pemeriksaan penunjang
Ø Foto
Rontgen
Ø Laboratorium
2. Problem
fisioterapi
Asuhan pelayanan fisioterapi yang dapat diberikan pada
penderita posterior
impigiment ankle syndrome dilakukan secara bertahap sesuai
dengan problem yang ditemukan pada saat dilakukan assesmen. Untuk itu sebelum melakukan
intervensi fisioterapi hendaknya kita mengatahui problem apa saja yang ada pada
penderita anterior impigiment ankle syndrome
3. Diagnosa
fisioterapi
Diagnosa fisioterapi
ditegakkan dari pemeriksaan dan evaluasi yang menyatakan hasil dari proses pertimbangan
atau pemikiran klinis dapat berupa pernyataan disfungsi gerak, dapat meliputi
kategori kelemahan, limitasi fungsi kemampuan atau ketidakmampuan atau syndrome
atau gejala-gejala lainnya.
4. Program
perencanaan fisioterapi
Dalam menentukan perencanaan, harus
ditentukan terlebih dahulu tujuan yang akan dicapai, yang mencakup tujuan
jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Adapun penentuan tujuan dilakukan
berdasarkan problematik fisioterapi yang ditemukan dalam proses assesmen.
5. Intervensi
fisioterapi
Berdasarkan problem kita dapat
menetukan proses intervensi fisioterapi yang
diperlukan dan sesuai kebutuhan pasien atau keluhan pasien agar tujuan
akhir dari intervensi dapat tercapai. Adapun berbagai intervensi yang dapat
dilakukan antara lain:
a)
Tens
Tens
merupakan efektif mengurangi nyeri melalui aktivasi saraf berdiameter besar dan
kecil melalui kulit yang selanjutnya akan memberikan informasi sensoris ke
saraf pusat.
b)
Mwd
Micro Wave Diathermy merupakan
suatu pengobatan dengan menggunakan stessor fisis berupa energi elektromagnetik
yang dihasilkan oleh arus bolak-balik frekuensi 2450 MHz dengan panjang
gelombang 12,25 cm.
Yang menimbulkan efek terapeutik :
1) Nyeri, hipotonus dan gangguan
vascularisasi
Menurunkan nyeri, normalisasi tonus
otot melalui efek sedative, serta perbaikan metabolisme.
2) Penyembuhan luka pada jaringan lunak
Meningkatkan
proses perbaikan atau respirasi secara fisiologis.
3) Kontraktur
jaringan
Dengan
penigkatan elastisitas jaringan lunak, maka dapat mengurangi proses kontraktur
jaringan.
3)
Gangguan konduktivitas dan ambang
rangsang jaringan saraf
Apabila
elastisitas dan ambang rangsang jaringan saraf semakin membaik, maka
konduktivitas jaringan saraf akan membaik pula.
Dengan
efek-efek dari Microwave Diathermy (MWD) maka akan terjadi peningkatan
sirkulasi, normalisasi jaringan otot dan tendon, serta pebaikan metabolisme
sehingga persepsi nyeri pada jaringan ikat akan menurun.
c) Massage
Gerakan
membelai (stroking) dalam massage akan mengisap cairan melalui pembuluh darah
dan pembuluh getah bening. Dengan meningkatkan tekanan di depan pada teknik
stroke, vakum (pengosongan) dibuat di belakang. Hal ini terutama penting dalam
ketegangan atau kerusakan jaringan otot sebagaimana otot kencang akan menekan
darah keluar seperti spons, menghilangkan jaringan nutrisi vital dan energi
untuk perbaikan.
d) Join
mobilization
Ø Gerakan
terbatas pada dorsal fleksi : arah selalu ke distal searah axis longitudinal
tibiae
Ø Gerakan
terbatas pada plantar fleksi : arah ke distal searah axis longitudinal tibiae
e)
Transfers friction
Transverse friction adalah salah satu tehnik manipulasi yang
bertujuan untuk memperbaiki serta meningkatkan sirkulasi pada area - area yang
secara normal memiliki pasokan darah yang sedikit atau bahkan tidak ada pasokan
darah, menurunkan rasa nyeri secara langsung, melepaskan perlengketan jaringan
serta merusak atau memecah perlengketan jaringan parut (scar tissue) dan
mencegah pembentukan jaringan abnormal pada jaringan lunak, dengan memberikan
penekanan secara menyilang dengan ibu jari atau jari telunjuk pada jaringan
lunak yang cedera.
f)
Stretching
Stretching adalah suatu metode
penguluran (stretching) yang biasa dilakukan secara pasif oleh fisioterapis
kepada pasien. Pemberian stretching yang dilakukan secara perlahan akan menghasilkan
peregangan pada sarkomer sehingga peregangan akan mengembalikan elastisitas
sarkomer yang terganggu. Pada saat melakukan stretching, otot antagonis (group
otot pada sisi yang tidak diulur) dan otot agonis (otot yang akan diulur)
keduanya relax secara perlahan dan lembut, gerakan tubuh meningkatkan regangan
pada group otot yang akan diulur. Regangan pada otot agonis saat peregangan
secara aktif akan membuat otot mudah terulur, di mana muscle spindle tidak
terstimulasi optimal dan stimulasi optimal terjadi pada golgi tendon, sehingga
akan diperoleh suatu penguluran yang berarti. Prinsip utama dari stretching
membantu pasien bergerak lebih mudah dan lebih baik sehingga tidak akan terjadi
kerobekan pada otot jika stretching dilakukan dengan perlahan dan lembut.
g)
Kinesio tapping
Kinesio taping adalah semacam
plaster yang ditempel ke kulit/tubuh yang
dimaksudkan
untuk memfasilitasi proses penyembuhan alami tubuh dan memungkinkan untuk
menstabilisasi otot dan sendi tanpa membatasi ruang gerak sendi dan penguluran
dari otot tersebut. Dalam hal ini kinesio taping mengganti kerja otot agar
siskulasi darah dalam otot tersebut bisa lancar. Kinesio taping itu sendiri
tidak membatasi peregangan dari otot yang akan dipasangkan kinesio taping
sehingga tidak akan membatasi gerak/ aktivitas dari seseorang yang menggunakan
kinesio taping.
h)
Ankle set
Ankle set merupakan suatu intervensi
yang dilakukan oleh pasien secara aktif dan diberi tahanan oleh fisioterapis
sesuai toleransi pasien. Dengan hitungan 10x, dengan pengulangan 3x. Adapun
gerakan meliputi: dorsal fleksi, plantar
fleksi, inverse ankle, eversi ankle.
i)
Eksentrik Achilles
Eksentrik Achilles dilakukan aktif pada pasien dengan gerakan calf rise menggunakan
step up. Pasien berdiri di pinggir step up berpegangan tembok, gerakan pasien
jinjit dan turun adapun hitungannya 10x dengan pengulangan 3x.
j)
Stabilisasi ankle
Stabilisasi ankle, pasien di beri
latihan oleh fisioterapis berdiri satu kaki, kaki sehat yang di angkat dan kaki
sakit menahan tumpuan. Pasien di perintah menahan posisi tersebut sesuai
toleransi pasien.