Konsep Rehabilitasi
Healing Constraints
Faktor terpenting dalam mempertimbangkan rancangan program rehabilitasi yaitu faktor penyembuhan secara fisiologis.
Berikut perbedaan waktu penyembuhan cidera dari berbagai jaringan
Secara umum, perbedaan jenis jaringan dan kekuatan jaringan berkurang setelah cidera, tetapi seiring waktu berlalu dan dimana proses penyembuhan terjadi, kekuatan jaringan akan meningkat. Status usia, kesehatan dan nutrisi atlet serta besarnya cidera adalah faktor-faktor yang berpengaruh dalam cepatnya penyembuhan fisiologis dan program rehabilitasi harus terstruktur.
Jaringan konektif, yang memiliki berbagai bentuk atau berbagai jaringan lainnya, dideskripsikan oleh Hooke's law dan kurva stress-strain pada gambar berikut.
Komposisi spesifik dan pengaturan serat jaringan penghubung menentukan reaksi jaringan terhadap stres. Contohnya, peregangan ligament relatif lebih besar daripada tendon pada besarnya tekanan cidera yang sama. Peregangan Ligament lebih besar karena lebih irregular atau banyak arah pengaturan pada serabut collagennya dibandingkan dengan tendon dimana tendon lebih resisten terhadap tekanan.
Pada grafik kurva stress-strain berikut ini menjelaskan bagaimana efek stress pada jaringan penghubung.
Pada gambar di atas menggambarkan kurva sinusoidal dengan area spesifik mencakup toe, elastic region, plastic region, dan point of failure. Toe area lebih regang pada jaringan penghubung hingga batas titik regangnya. Elastic point dimulai saat jaringan meregang melampaui batas 2% panjang regangnya. Dalam elastic region, jaringan kembali ke panjang regangan awalnya. Pemanjangan permanen terjadi pada derajat dimana jaringan kembali pada panjang istirahatnya skitar 4% yang dikenal sebagai plastic region. Pemanjangan permanent dihasilkan dari gangguan nyari beberapa tetapi tidak semua serabut collagen ada dalam jaringan penghubung. Akhirnya, titik kegagalan jaringan penghubung dihasilkan dari regangan melampaui batas 6% sampai 10 % panjang jaringan istirahatnya. Demikian pula, berlebihnya penerapan stress p[ada jaringan dapat menimbulkan kegagalan pada jaringan itu sendiri. Rehabilitasi harus mengakomodasi rentannya penyembuhan jaringan karena kemampuannya menahan tekanan stress dikompromikan lebih awal dalam rehabilitasi.
sumber gambar dari buku
to be continue....
untuk memaksimalkan pengetahuan, maka artikel ini diupdate pendek per artikel...
Healing Constraints
Faktor terpenting dalam mempertimbangkan rancangan program rehabilitasi yaitu faktor penyembuhan secara fisiologis.
Berikut perbedaan waktu penyembuhan cidera dari berbagai jaringan
Secara umum, perbedaan jenis jaringan dan kekuatan jaringan berkurang setelah cidera, tetapi seiring waktu berlalu dan dimana proses penyembuhan terjadi, kekuatan jaringan akan meningkat. Status usia, kesehatan dan nutrisi atlet serta besarnya cidera adalah faktor-faktor yang berpengaruh dalam cepatnya penyembuhan fisiologis dan program rehabilitasi harus terstruktur.
Jaringan konektif, yang memiliki berbagai bentuk atau berbagai jaringan lainnya, dideskripsikan oleh Hooke's law dan kurva stress-strain pada gambar berikut.
Komposisi spesifik dan pengaturan serat jaringan penghubung menentukan reaksi jaringan terhadap stres. Contohnya, peregangan ligament relatif lebih besar daripada tendon pada besarnya tekanan cidera yang sama. Peregangan Ligament lebih besar karena lebih irregular atau banyak arah pengaturan pada serabut collagennya dibandingkan dengan tendon dimana tendon lebih resisten terhadap tekanan.
Pada grafik kurva stress-strain berikut ini menjelaskan bagaimana efek stress pada jaringan penghubung.
Pada gambar di atas menggambarkan kurva sinusoidal dengan area spesifik mencakup toe, elastic region, plastic region, dan point of failure. Toe area lebih regang pada jaringan penghubung hingga batas titik regangnya. Elastic point dimulai saat jaringan meregang melampaui batas 2% panjang regangnya. Dalam elastic region, jaringan kembali ke panjang regangan awalnya. Pemanjangan permanen terjadi pada derajat dimana jaringan kembali pada panjang istirahatnya skitar 4% yang dikenal sebagai plastic region. Pemanjangan permanent dihasilkan dari gangguan nyari beberapa tetapi tidak semua serabut collagen ada dalam jaringan penghubung. Akhirnya, titik kegagalan jaringan penghubung dihasilkan dari regangan melampaui batas 6% sampai 10 % panjang jaringan istirahatnya. Demikian pula, berlebihnya penerapan stress p[ada jaringan dapat menimbulkan kegagalan pada jaringan itu sendiri. Rehabilitasi harus mengakomodasi rentannya penyembuhan jaringan karena kemampuannya menahan tekanan stress dikompromikan lebih awal dalam rehabilitasi.
sumber gambar dari buku
to be continue....
untuk memaksimalkan pengetahuan, maka artikel ini diupdate pendek per artikel...
0 comments:
Post a Comment