Sunday 25 October 2015

Memiliki buah hati merupakan kebahagiaan yang lengkap dalam sebuah perkawinan. Hadirnya seorang anak juga menambah tanggung jawab kedua orang tua untuk membesarkannya dengan kecukupan gizi, sandang, pendidikan, budi pekerti, membimbingnya pada ajaran agama, dan mengikuti setiap perkembangan tumbuh kembangnya sejak lahir.
Semua orang tua menginginkan anaknya tumbuh sehat, mandiri, cerdas, dan tentunya normal. Namun, seringkali tanpa disadari oleh ibu hamil bahwa menjaga pola makan, kesehatan, dan kebiasaan hidup sangat penting bagi kesehatan bayi dalam kandungan. Dimana, ketika bayi dilahirkan dengan sehat dengan fisik yang sempurna dan berat badan bayi ideal. Ibu yang telaten dalam menjaga kesehatannya dengan mengatur pola makan, tidak sembarangan mengkonsumsi obat saat batuk atau flu, menjauhkan diri dari paparan asap rokok, dan sebagainya adalah seorang ibu yang cerdas. Ia mengerti bahwa bayi dalam kandungannya harus lahir dengan sehat dan sempurna.
Setiap wanita yang hamil dengan usia kehamilan kurang dari 3 bulan, rata rata tidak menyadari bahwa dirinya sedang hamil. Beberapa responden wanita mengatakan mereka biasanya mengalami siklus mensturasi yang tidak teratur sehingga saat hamil mereka tidak menyadarinya. Dalam situasi seperti ini apabila si calon ibu yang tidak menyadari dirinya sedang hamil saat ia terserang flu, batuk, sakit tenggorokan, atau demam ia akan meminum obat. Hal inilah yang membuat cacat pada bayi. Kandungan kimiawi dalam beberapa obat dapat mempengaruhi pertumbuhan janin terutama pada saat awal kehamilan.

Oleh karena itu, setiap wanita yang baru menikah harus rutin memeriksakan dirinya ke dokter kandungan untuk memastikan apakah sudah ada janin dalam kandungannya. Tentu saja dengan mengetahui kehamilan sejak dini, sang ibu dapat menjaga kesehatannya dengan baik. 

Ketika bayi lahir dan perlahan memasuki usia 3 bulan biasanya kebanyakan orang tua tidak terlalu memperhatikan apakah anak tumbuh dengan baik terutama perkembangan motorik kasarnya yaitu mengangkat kepala, menggenggam, melihat objek, mendengar suara sekelilingnya, reflek memiringkan sedikit tubuhnya, biasanya perhatian seperti ini mungkin cukup awam. Setelah itu memasuki usia 9 bulan, orang tua baru menyadari kenapa anaknya tidak dapat duduk sendiri, menelungkupkan tubuhnya, ke duduk sendiri, mengangkat kepala, dan terlihat kedua tangan anak masih senang menggenggam dengan kuat.

Perhatian perkembangan tumbuh kembang motorik kasar anak dapat diamati setiap orang tua sejak dini. Hal ini dapat diketahui dengan mengetahui patokan perkembangan normal anak menurut skala denver II. Adapun skala denver ini dapat menjadi tolak ukur bagi orang tua dalam mengawasi perkembangan motorik anak.
Seperti pada gambar di bawah dimana pada usia 6 bulan anak sudah dapat didudukkan dan pada usia 8 bulan anak sudah dapat ke duduk sendiri. 


Skala perkembangan anak menurut denver ini juga menjelaskan perkembangan sosial dan belajar anak terhadap lingkungannya. Setiap orang tua wajib mengetahui ini agar anak dapat tumbuh dengan baik. Bila perkembangan motorik anak sangat lambat, dimana masih adanya 9 refleks pada bayi yang masih ada pada anak maka orang tua sudah harus membawa anak ke fisioterapi anak untuk dilatih perkembangan morotiknya dengan mengurangi aktivitas refleks primitif pada bayi seperti supine tonic neck refleks dan anterior tonick neck refleks yang harusnya menghilang di usia 4-6 bulan ketika anak sudah dapat menelungkupkan dirinya, memiringkan tubuhnya, dan merayap dengan mengangkat kepalanya. Sedangkan walking refleks harus dimiliki bayi sejak 6-8 bulan untuk perkembangan bayi belajar berjalan. Bila orang tua memperhatikan anaknya saat usia seharusnya ia sudah dapat berdiri, ke duduk, merangkak, mengangkat kepala dan sebagainya dimana perkembangan ini tidak terlihat maka orang tua sudah harus mencurigai bahwa anak mengalami keterlambatan perkembangan motorik geraknya. Maka langkah awal orang tua berkonsultasi dengan dokter anak yang selanjutnya untuk mendapatkan penanganan.

secara jelasnya gambaran perkembangan motorik normal anak dapat dilihat pada gambr di bawah ini. Melalui keterangan gambaran di bawah ini, ayah dan ibu dapat mempelajari tumbuh kembang anak secara lebih mendalam. Apabila ditemukannya keterlambatan perkembangan motorik kasar anak, orang tua dapat segera membawa anak untuk mendapatkan sesi fisoterapi untuk melatih motorik gerak anak. 
Demikianlah keterangan pendek yang dapat kami sampaikan untuk ayah dan ibu agar dapat terus mengawasi perkembangan buah hati. semoga bermanfaat.

0 comments:

Total Pageviews

Search

Informasi

Jika Anda membutuhkan konsultasi terkait fisioterapi silahkan menghubungi melalui email physio.yuli@gmail.com

Artikel Populer