Friday 27 November 2015



Cedera pada  anterior impingemet ankle syndrome disebabkan  oleh cidera overuse karena melakukan gerakan dorsal fleksi berulang-ulang dan terjadi micro trauma, mengakibatkan ruang sendi talotibial saling berdekatan sehingga terjadi iritasi pada membrane synovial kemudian terjadi penjempitan pada jaringan  lunak. Faktor lain yang menyebabkan terjadinya anterior impingement ankle adalah sprain ankle kronik terjadi ketidakstabilan dan tejadi keterbatasan  ROM  pada saat dorsal fleksi, bisanya terjadi bengkak pada pergelangan kaki bagian depan.
Selama melakukan aktivitas sehari-hari salah satunya menggunakan ankle atau pergelangan kaki, yang merupakan bagian dari tubuh yang berfungsi sebagai menerima beban dari seluruh tubuh pada saat berdiri maupun berjalan,berlari. Oleh karena itu kaki dan pergelangan kaki menjadi pusat tumpuan badan saat berdiri,berjalan,lari sehingga ankle cenderung mengalami terjadinya cidera. Ankle merupakan regio tubuh sangat penting pada olahraga sepak bola,bola basket,pelari dan sebagainya.
Anterior ankle impegiment syndrome merupakan cidera overuse karena melakukan gerakan dorsal fleksi berulang-ulang dan terjadi micro trauma, mengakibatkan ruang sendi talotibial saling berdekatan sehingga terjadi iritasi pada membrane synovial kemudian terjadi penjempitan pada jaringan  lunak.  Berdasarkan epidemiologi, Anterior ankle impingiment syndrome yaitu

Selama melakukan aktivitas sehari-hari salah satunya menggunakan ankle atau pergelangan kaki, yang merupakan bagian dari tubuh yang berfungsi sebagai menerima beban dari seluruh tubuh pada saat berdiri maupun berjalan,berlari. Oleh karena itu kaki dan pergelangan kaki menjadi pusat tumpuan badan saat berdiri,berjalan,lari sehingga ankle cenderung mengalami terjadinya cidera. Ankle merupakan regio tubuh sangat penting pada olahraga sepak bola,bola basket,pelari dan sebagainya.Pada saat ankle mengalami cedera yaitu anterior impingement ankle ini biasanya terjadi pada pemain sepak bola. karena pada saat gerakan menendang secara berulang-ulang dengan gerakan yang ekstrem dipergelangan kaki yang gerakannya dorsal fleksi ankle. Semua olahraga melibatkan gerakan ankle yang kuat bersama menempatkan tekanan yang besar pada sendi itu sendiri.
Cedera pada  anterior impingemet ankle syndrome disebabkan  oleh cidera overuse karena melakukan gerakan dorsal fleksi berulang-ulang dan terjadi micro trauma, mengakibatkan ruang sendi talotibial saling berdekatan sehingga terjadi iritasi pada membrane synovial kemudian terjadi penjempitan pada jaringan  lunak. Faktor lain yang menyebabkan terjadinya anterior impingement ankle adalah sprain ankle kronik terjadi ketidakstabilan dan tejadi keterbatasan  ROM  pada saat dorsal fleksi, bisanya terjadi bengkak pada pergelangan kaki bagian depan.Gejalanya awalnya Anterior impingement ankle biasanya berupa nyeri disekitar pergelangan kaki depan disertai bengkak saat melakukan digerakan dorsal fleksi, serta yang terjadi pada pasien sulit melakukan aktivitas seperti pada saat berjalan dan naik turun tangga serta terjadi kekakuan pada sendi ankle joint dan kehilangan kecepatan dan pada saat ankle take off.  
Patologi  terjadi akibat terjadi kerusakan pada jaringan lunak pada kapsul sendi yang disebabkan ruang antara talotibial menyempit sehingga terjadi pergesekan sehingga terjadi iritasi pada membrane synovial dikarenakan ketidakstabilan sendi karena spain ankle kronik,  pada pembuluh darah akan terjadi hemorhage dan dilatasi yang akan meningkatkan sensitivitas nocicsensorik sehinggga akan menimbulkan nyeri. Pada keadaan ini bila tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan zat-iritan tersebut akan melekat pada jaringan sub synovisal dan akan terjadi hypertropi dari lapisan synovial. Fibrous yang menetap pada jaringan akan mengakibatkan nyeri saat bergerak,sehingga orang tersebut bergerak minimal,yang apabila lama tidak digerakan dapat menyebabkan fleksibilitas jaringan menurun. Selain itu jika lama tidak digerakan tonus dan kekuatan otot menurun sehingga akan terjadi efektifitas dan efisiensi gerak menurun.  
Tanda dan gejalanya sebagai berikut
Memar, bengkak ( oedem ) di sekitar persendian tulang yang terkena
-           Haemarthrosis / pendarahan
-           Nyeri pada persendian tulang
-           Nyeri bila anggota badan di gerakkan / diberi beban
-           Fungsi persendian terganggu, terjadi kekakuan sendi
-           Ketidakstabialn persendian
 
Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Gangguan Gerak dan Fungsi Ankle Akibat Anterior Ankle Impingiment Syndrome       

            Untuk menentukan problem pada pasien terlebih dulu kita harus melakukan pemeriksaan yang tercantum dalam asuhan fisioterapi yang terdiri atas:
1.   Assesment
a.   Anamnesa.
      Anamnesa adalah metode pengumpulan data dengan cara wawancara, baik langsung pada pasien atau pada keluarga pasien. Anamnesa mencakup identitas pasien, keluhan pasien, riwayat penyakit serta tindakan medis yang pernah dilakukan pasien.
b.      Pemeriksaan
1)      Pemeriksaan Umum
Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat keadaan umum pasien seperti tekanan darah, nadi, pernapasan dan suhu.
2)      Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan khusus adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui penyebab dan perubahan-perubahan yang terjadi akibat gangguan tersebut. Dalam kasus ini pemeriksaan khusus yang dilakukan antara lain :
a)   Inspeksi
Inspeksi meliputi pemeriksaan secara visual tentang kondisi kemampuan gerak dan fungsinya, oedema, pengecilan otot (atrofi), warna serta kondisi kulit sekitarnya. Kemampuan beraktifitas serta alat abntu yang digunakan untuk melakukan aktivitas, posisi pasien dan lain-lain.
b)   Palpasi
Palpasi adalah pemeriksaan terhadap anggota gerak dengan menggunakan lengan dan membedakan antara kedua anggota gerak yang kanan dan kiri, palpasi dilakukan terutama pada kulit dan subcutaneous untuk mengetahui temperature, oedem, spasme dan lain-lain
c)         Pemeriksaan Gerak dan Fungsi
Dalam pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan gerak aktif, gerak pasif pada sendi ankle dan isometric pada otot-otot yang bersangkutan. Pada pemeriksaan umumnya pada pasien ditemukan rasa nyeri, keterbatasan gerak, dan sebagainya. kriteria gerak passif meliputi: ROM, Nyeri, End Feel
d)      Pemeriksaan kekuatan otot (MMT)
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan metode manual muscle testing.
Skala nilai kekuatan otot adalah :
Nilai
Huruf
Skala
Definisi
0

Zero
Tidak ditemukan kontraksi dengan palpasi
1
(Tr)
Trace
Ada kontraksi tidak ada gerakan
2
(P)
Poor
Gerakan ROM penuh tidak dapat melawan gravitasi
3
(F)
Fair
Gerak penuh ROM melawan gravitasi
4
(G)
Good
Gerakan ROM penuh dan dapat melawan tahanan sedang
5
(N)
Normal
Gerakan ROM penuh dan melawan tahanan maksimal

e)         ROM
Pemeriksaan ROM dilakukan dengan menggunakan goniometer dan dituliskan dengan metode ISOM (International Standar Of Measurement).
f)           Pemeriksaan Antropometri
Pemeriksaan ini di bagi menjadi 2 yaitu: pemeriksaan panjang tungkai dan pemeriksaan lingkar segment. Pemeriksaan panjang tungkai dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan panjang tungkai, sedangkan pemeriksaan lingkar segment dilakukan untuk membuat perbandingan antara sisi yang sakit dan sisi yang sehat untuk menentukan apakah ada oedema.
g)         Pemeriksaan Neurologis
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui apakah pada pasien mengalami gangguan keseimbangan, koordinasi, refleks, dan sebagainya dengan melakukan pemeriksaan keseimbangan, koordinasi, refleks, dan vestibular.
h)         Pemeriksaan Nyeri dengan VAS (Visual Analog Scale)
VAS merupakan salah satu metode pengukuran nyeri dengan menggunakan penilaian tingkat nyeri yang dirasakan pasien.
Ø  Pasien diminta untuk menunjukkan letak nyeri yang dirasakan pada garis yang berukuran 10 cm, dimana pada ujung sebelah kiri (nilai 0) tidak ada nyeri dan pada ujung sebelah kanan (nilai 10) nyeri yang tidak tertahankan.
i)           Pemeriksaan penunjang
Ø  Foto Rontgen
Ø  Laboratorium
2.      Problem fisioterapi
      Asuhan pelayanan fisioterapi yang dapat diberikan pada penderita posterior impigiment ankle syndrome dilakukan secara bertahap sesuai dengan problem yang ditemukan pada saat dilakukan assesmen. Untuk itu sebelum melakukan intervensi fisioterapi hendaknya kita mengatahui problem apa saja yang ada pada penderita anterior impigiment ankle syndrome
3.      Diagnosa fisioterapi
Diagnosa fisioterapi ditegakkan dari pemeriksaan dan evaluasi yang menyatakan hasil dari proses pertimbangan atau pemikiran klinis dapat berupa pernyataan disfungsi gerak, dapat meliputi kategori kelemahan, limitasi fungsi kemampuan atau ketidakmampuan atau syndrome atau gejala-gejala lainnya.
            4.   Program perencanaan fisioterapi
      Dalam menentukan perencanaan, harus ditentukan terlebih dahulu tujuan yang akan dicapai, yang mencakup tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Adapun penentuan tujuan dilakukan berdasarkan problematik fisioterapi yang ditemukan dalam proses assesmen.
            5.   Intervensi fisioterapi
               Berdasarkan problem kita dapat menetukan proses intervensi fisioterapi yang    diperlukan dan sesuai kebutuhan pasien atau keluhan pasien agar tujuan akhir dari intervensi dapat tercapai. Adapun berbagai intervensi yang dapat dilakukan antara lain:
a)      Tens
    Tens merupakan efektif mengurangi nyeri melalui aktivasi saraf berdiameter besar dan kecil melalui kulit yang selanjutnya akan memberikan informasi sensoris ke saraf pusat.
b)      Mwd
    Micro Wave Diathermy merupakan suatu pengobatan dengan menggunakan stessor fisis berupa energi elektromagnetik yang dihasilkan oleh arus bolak-balik frekuensi 2450 MHz dengan panjang gelombang 12,25 cm.
   Yang menimbulkan efek terapeutik :
1)      Nyeri, hipotonus dan gangguan vascularisasi
Menurunkan nyeri, normalisasi tonus otot melalui efek sedative, serta perbaikan metabolisme.
2)      Penyembuhan luka pada jaringan lunak
Meningkatkan proses perbaikan atau respirasi secara fisiologis.
3)   Kontraktur jaringan
Dengan penigkatan elastisitas jaringan lunak, maka dapat mengurangi proses kontraktur jaringan.
3)      Gangguan konduktivitas dan ambang rangsang jaringan saraf
Apabila elastisitas dan ambang rangsang jaringan saraf semakin membaik, maka konduktivitas jaringan saraf akan membaik pula.
Dengan efek-efek dari Microwave Diathermy (MWD) maka akan terjadi peningkatan sirkulasi, normalisasi jaringan otot dan tendon, serta pebaikan metabolisme sehingga persepsi nyeri pada jaringan ikat akan menurun.
c)      Massage
Gerakan membelai (stroking) dalam massage akan mengisap cairan melalui pembuluh darah dan pembuluh getah bening. Dengan meningkatkan tekanan di depan pada teknik stroke, vakum (pengosongan) dibuat di belakang. Hal ini terutama penting dalam ketegangan atau kerusakan jaringan otot sebagaimana otot kencang akan menekan darah keluar seperti spons, menghilangkan jaringan nutrisi vital dan energi untuk perbaikan.
d)     Join mobilization
Ø  Gerakan terbatas pada dorsal fleksi : arah selalu ke distal searah axis longitudinal tibiae
Ø  Gerakan terbatas pada plantar fleksi : arah ke distal searah axis longitudinal tibiae
e)      Transfers friction
   Transverse friction adalah salah satu tehnik manipulasi yang bertujuan untuk memperbaiki serta meningkatkan sirkulasi pada area - area yang secara normal memiliki pasokan darah yang sedikit atau bahkan tidak ada pasokan darah, menurunkan rasa nyeri secara langsung, melepaskan perlengketan jaringan serta merusak atau memecah perlengketan jaringan parut (scar tissue) dan mencegah pembentukan jaringan abnormal pada jaringan lunak, dengan memberikan penekanan secara menyilang dengan ibu jari atau jari telunjuk pada jaringan lunak yang cedera.
f)       Stretching
Stretching adalah suatu metode penguluran (stretching) yang biasa dilakukan secara pasif oleh fisioterapis kepada pasien. Pemberian stretching yang dilakukan secara perlahan akan menghasilkan peregangan pada sarkomer sehingga peregangan akan mengembalikan elastisitas sarkomer yang terganggu. Pada saat melakukan stretching, otot antagonis (group otot pada sisi yang tidak diulur) dan otot agonis (otot yang akan diulur) keduanya relax secara perlahan dan lembut, gerakan tubuh meningkatkan regangan pada group otot yang akan diulur. Regangan pada otot agonis saat peregangan secara aktif akan membuat otot mudah terulur, di mana muscle spindle tidak terstimulasi optimal dan stimulasi optimal terjadi pada golgi tendon, sehingga akan diperoleh suatu penguluran yang berarti. Prinsip utama dari stretching membantu pasien bergerak lebih mudah dan lebih baik sehingga tidak akan terjadi kerobekan pada otot jika stretching dilakukan dengan perlahan dan lembut.
g)      Kinesio tapping
                Kinesio taping adalah semacam plaster yang ditempel ke kulit/tubuh yang
  dimaksudkan untuk memfasilitasi proses penyembuhan alami tubuh dan memungkinkan untuk menstabilisasi otot dan sendi tanpa membatasi ruang gerak sendi dan penguluran dari otot tersebut. Dalam hal ini kinesio taping mengganti kerja otot agar siskulasi darah dalam otot tersebut bisa lancar. Kinesio taping itu sendiri tidak membatasi peregangan dari otot yang akan dipasangkan kinesio taping sehingga tidak akan membatasi gerak/ aktivitas dari seseorang yang menggunakan kinesio taping.
h)      Ankle set
         Ankle set merupakan suatu intervensi yang dilakukan oleh pasien secara aktif dan diberi tahanan oleh fisioterapis sesuai toleransi pasien. Dengan hitungan 10x, dengan pengulangan 3x. Adapun gerakan meliputi:  dorsal fleksi, plantar fleksi, inverse ankle, eversi ankle.
  
i)        Eksentrik Achilles
         Eksentrik Achilles dilakukan aktif pada pasien dengan gerakan calf rise menggunakan step up. Pasien berdiri di pinggir step up berpegangan tembok, gerakan pasien jinjit dan turun adapun hitungannya 10x dengan pengulangan 3x.
j)        Stabilisasi ankle
         Stabilisasi ankle, pasien di beri latihan oleh fisioterapis berdiri satu kaki, kaki sehat yang di angkat dan kaki sakit menahan tumpuan. Pasien di perintah menahan posisi tersebut sesuai toleransi pasien.




0 comments:

Total Pageviews

Search

Informasi

Jika Anda membutuhkan konsultasi terkait fisioterapi silahkan menghubungi melalui email physio.yuli@gmail.com

Artikel Populer