Friday 13 November 2015

Plastisitas Otak

Plastisitas adalah kapasitas dari system saraf pusat untuk beradapatasi & memodifikasi organisasi struktural & fungsional terhadap kebutuhan, yang bias berlangsung terus sesuai kebutuhan dan atau stimulasi. Plastisitas otak (neuroplasticity) adalah kemampuan otak melakukan reorganisasi dalam bentuk adanya interkoneksi baru pada saraf. Plastisitas merupakan sifat yang menunjukkan kapasitas otak untuk berubah dan beradabtasi terhadap kebutuhan fungsional.
Mekanisme ini termasuk perubahan kimia saraf (neurochemical), penerimaan saraf (neuroreceptive), perubahan struktur neuron saraf dan organisasi otak. Plastisitas juga terjadi pada proses perkembangan dan kematangan system saraf. Tidak hanya terjadi pada kerusakan otak seperti stroke, trauma kepala, tapi juga terjadi pada degenerasi otak seperti pikun, alzheimer, dan sebagainya.
Untuk memberikan gambaran tentang plastisitas, maka penulis memberikan ilustrasi dengan membandingkan antara sifat plastisitas dan elastisitas.
Dari gambar tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:




Suatu benda dengan bentuk awal segi empat jika diberi intervensi atau dimanipulasi untuk membentuk segitiga, maka pada saat proses dilakukan benda berbentuk segitiga akan tetapi pada akhirnya benda tersebut akan kembali pada bentuk awalnya, hal ini disebut sebagai kemampuan elestisitas.
Jika bentuk awal suatu benda berbentuk segi empat kemudian diberikan intervensi untuk membentuk segitiga, maka pada saat proses dilakukan benda akan membentuk segitiga dan juga menjadi bentuk akhir dari benda tersebut, hal ini disebut sebagai kemampuan plastisitas.



Dengan demikian jelas bahwa sifat elastisitas berbeda dengan sifat plastisitas. Sifat elastic artinya kemampuan suatu benda untuk dapat kembali pada bentuk asalnya, sedangkan sifat plastisitas menunjukkan kemampuan benda untuk berubah kedalam bentuk yang lain.
Nilai positif dari adanya sifat plastisitas adalah pada pasien stroke menjadi potensi untuk dapat dikembangkan dan dibentuk sehingga dapat menghasilkan gerak yang fungsional dan normal.

         Plastisitas dari struktur anatomi
     Regenerasi (regeneration)
     Penyebaran kolateral (collateral sprouting)
         Penyesuaian fisiologis
     Diaschisis
     Peningkatan sensitivitas hubungansaraf (denervation supersensitivity)
     Pengefektifan sinapsislaten (silent synapsis recruitment)
·         Cross modal plasticity meliputi:
     Aktivasi bilateral dari system motoric
     Penggunaan jalur ipsilateral
     Perekrutan area motorik tambahan

Plastisitas dikategorikan sebagai berikut :
·         Kemampuan plastisitas pemulihan spontan dan reorganisasi mekanisme neural (perbaikanneurologis) yang berlangsung singkat (fasediaschisis).
Diaschisis (neural shock) atau pemulihan spontan :
o   Gangguan laten dari aktivitas neuronal di dekat area kerusakan
o   Penurunan suplai darah dan metabolisme
o   Biasanya pasien menunjukkan gejala flaccid
o   Pemulihan dini (3-4 minggu setelah lesi) bias anya disebabkan oleh resolusi dari diaschisis
o   Hilangnya edemaserebri, perbaikan fungsi sel saraf daerah penumbra, serta adanya kolateralàdapat terjadi dalam waktu yang tidak lama

·         Kemampuan plastisitas terus berlangsung apabila dibutuhkan (regeneration, collateral sprouting, silent synapsis recruitment, denervation supersensitivity).
Perbaikan yang terus berlangsung dalam beberapa bulan bahkan beberapa tahun (plastisitasotak) :
o   Pengefektifan sinapsislaten (Silent synapsis recruitment): Pembukaan jalur yang sebelumnya telah ada tetapi secara fungsional terdepresi à melalui belajar dapat dipanggil ketika  sistem yang biasa telah gagal
o   Peningkatan sensitivitas hubungan saraf (Denervation supersensitivity): pasca sinapsis menjadi sangat sensitive sehingga impulssaraf minimal mampu di terima, perubahan dalam konduksi dendrite termasuk peningkatan pengeluaran transmitter & disinhibisi terminal eksitatoris
o   Axonal regeneration
Terjadi regenerasi pada serabut saraf dimulai dari proksimal menuju ke distal
o   Collateral sprouting (pertunasan kolateral)
Merupakan pertunasan dari sel yang utuh / tidak rusak yang berdekatan dengan jaringan saraf yang rusak, kedaerah denervasi setelah sebagian/semua input normalnya rusak. Pertunasan meningkatkan efektivitassinaptik & menggantikan sinaps yang rusak sinap togenesis dinamis yang terus menerus terjadi dalam keadaan normal

Faktor yang mempengaruhi Pemulihan :
Ø  Ukuranlesi (luas vs sempit? umbra vs penumbra?)
Ø  Umur (bagaimanabayi vs orang dewasa vs lanjutusia?)
Ø  Jenis kelamin (bgmnlelaki vs wanita?)
Ø  Tipe/perjalanan kerusakan (mendadak vs perlahan?)
Ø  Kematangan dari area yang rusak
Ø  Fungsidari area tersisa
Ø  Pengalaman (didapat dari specific training)
Ø  Pemakaian/latihan motorik/ (dari therapeutic intervention)
Ø  Lingkungan
Ø  Intervensi obat-obatan (pharmacotherapy)

Implikasi untuk fisioterapis:
·         Pemulihan sebenarnya (true recovery) pada otak mungkin terjadi pada situasi tertentu
·         Kompensasi mungkin bias lebih menonjol disbanding dengan pemulihan sebenarnya
·         Bila kompensasi dikedepankan maka pemulihan sebenarnya tidak akan terjadi
·         Fisioterapis harus tahu kapan mengembangkan pemulihan sebenarnya atau kompensasi; pemulihan sebenarnya memungkinkan gerakan fungsional yang efektif dan efisien walaupun akan terjadi kelambatan kemajuan gerak fungsional
·         Intervensi dini lebih efektif dari pada intervensi yang terlambat
·         Semakin intensfisioterapis semakin menghasilkan outcome yang lebih baik
·         Efektifitas biaya
·         Pemulihan maksimal terjadi pada masa-masa awal (golden period) tetapi pemulihan dapat terus berlangsung hingga beberapa tahun (jangka panjang)
·         Semakin spesifik jenis latihan semakin baik hasil fungsionalnya
·         Perlu kerjasama antar profesi rehabilitasi dan jenis intervensinya
·         Perlu untuk selalu memantau perkembangan up to date dan melakukan penelitian

Pengaruh latihan motorik terhadap plastisitas
·         Studi pada hewan: latihan motorik memperkuat hubungan neuron yang ada dan menciptakan hubungan yang baru
·         Pada manusia: latihan motorik menghasilkan perubahan fungsional di dalamotak, seperti:
     Perubahan aktivitas di level cortical
     Meningkatkan vaskularisasi
·         Informasi yang masuk dan diterima memori jangka pendek hanya merupakan fenomenabiolistrik yang berlangsung  beberapa menit sampai beberapa jam
·         Keberhasilan pembelajaran terjadi bila informasi ditransfer ke memori  jangka panjang  dapat diingat lebih lama, malahan seumur hidup
·         Proses transfer informasi itu dapat melaluistrategi latihan, ulangan, perhatian & asosiasi
·         Memori jangka panjang terjadi perubahan struktrur otak dengan aktivitas gen, pembentukan protein baru & pertumbuhan cabang-cabang sel neuron.


by Efi Tryana

0 comments:

Total Pageviews

Search

Informasi

Jika Anda membutuhkan konsultasi terkait fisioterapi silahkan menghubungi melalui email physio.yuli@gmail.com

Artikel Populer