Myofacial Pain adalah suatu kondisi nyeri dimana,
nyeri tersebut dapat dirasakan atau terlokalisasi, penurunan aktifitas
fungsional, terkadang menimbulkan keterbatasan fungsi gerak, seringkali nyeri
mengakibatkan gangguan suasana hati (mood) akibat rasa nyeri di bagian
tersebut.
Secara
fisiologis nyeri adalah suatu mekanisme protektif tubuh yang timbul bila suatu
jaringan sedang dirusak, sehingga individu yang bersangkutan akan berusaha
untuk menghindari rasa nyeri itu sendiri. Meskipun nyeri pada mulanya
merupakan proses fisiologis, namun pada akhirnya akan bersifat patologis,
apabila tubuh tidak mampu mengatasi atau melawan rangsang yang merugikan
tersebut, sehingga mempengaruhi fisik dan mental individu yang
bersangkutan.
Terdapat 2
komponen nyeri, yaitu persepsi nyeri dan reaksi nyeri. Persepsi nyeri
adalah pengenalan pusat nyeri di otak terhadap rangsangan nyeri. Biasanya
digambarkan oleh pasien sebagai nyeri tajam, linu atau rasa tidak nyaman.
Reaksi nyeri adalah proses individu bereaksi terhadap proses persepsi
nyeri yang telah mendahuluinya. Reaksi nyeri bervariasi pada tiap individu.
Etiologi
Sindroma Nyeri Myofacial, Travell dan Simons telah menjelaskan beberapa
faktor etiologi yang tampaknya berhubungan engan rasa sakit myofacial:
Rasa sakit otot lokal. Otot yang
mengalami rasa sakit yang berkepanjangan memungkinkan untuk menghasilkan titik
pemicu dan kemudian menghasilkan tanda-tanda klinis pada nyeri myofacial.
1.
Rasa
sakit yang dalam dan konstan. Sakit yang dalam dan konstan dapat
menyebabkan efek eksitator (perangsangan) sentral pada area yang jauh.
2.
Stres
emosional yang meningkat.
3.
Kelainan tidur.
4.
Faktor-faktor
lokal. Beberapa kondisi lokal yang mempengaruhi aktivitas otot seperti
kebiasaan, sikap badan yang salah, keseleo, dan aktivitas otot yang
berlebihan dapat menghasilkan nyeri myofacial
5.
Faktor-faktor
sistemik. Beberapa faktor sistemik dapat mempengaruhi atau bahkan menghasilkan
nyeri miofasial. Faktor-faktor sistemik seperti hipovitaminosis, kondisi
fisik yang rendah, lelah, dan infeksi virus.
Myofacial Pain
didiagnosis dengan adanya nyeri pada sekumpulan grup otot atau adanya trigger point
(titik nyeri) pada punggung belakang. Yang memprovokasi nyeri tersebut. Gejala
tambahan yang digunakan untuk mendiagnosa myofacial pain termasuk gangguan
rentang gerak, gangguan mood, kelemahan otot dan gangguan tidur
Karakteristik
spesifik pada myofacial pain
1. Nyeri
terlokalisasi
2. Adanya
Taut Band pada grup otot/otot tertentu
3. Nyeri
menyebar
4.
Kelemahan pada otot tertentu/sekelompok
otot
5.
Nyeri satu sisi pada trigger point (titik
tertentu)
6.
Autonomic Dysfunction
7. Kemungkinan nyeri aktif
(pada saat bergerak) atau laten (nyeri pada saat di palpasi
8. Prevalensi anatara usia 20-49 tahun
9. Nyeri (terbakar atau periodik)
10. Kaku biasanya dirasakan pada malam hari
11. Kelelahan pada otot yang berlebihan
12. Penurunan ROM
13. Kelemahan tanpa disertai atrofi otot
14. Penurunan sensitifitas terhadap rasa dingin
Tanda
dan Gejala
Tanda
dan gejala nyeri punggung bawah akibat miogenik adalah onset/waktu
timbulnya bertahap, nyeri difus (setempat) sepanjang punggung bawah, tenderness
pada otot-otot punggung bawah, lingkup gerak sendi (LGS) terbatas, tanda-tanda
gangguan neurologis tidak ada (Kuntono, 2006).
A.
Penyebab Myofacial Syndrome
Penyebab myofacial sendiri belum diketahui secara jelas. Biasanya
myofacial terjadi akibat kelemahan dari otot tersebut, postur tubuh yang tidak
simetris, alignment tubuh yang tidak simetris, kerja otot yang terus menerus,
faktor stress, pengulangan gerak yang (berlebihan dan terus menerus (repetitive
motions)dan gangguan pada sendi. Faktor-faktor tersebut yang menghasilkan
siklus nyeri, gangguan beraktivitas.
Trauma
tiba-tiba atau berlebihan akut myofascial jaringan gerakan berulang-ulang atau
microtrauma (lambat awal), leg discrepancy(beda panjang tungkai), kekurangan
gizi, perubahan hormon (PMS atau menopause) infeksi kronis pendinginan daerah
badan, stres emosional yang intens
B.
Patofisiologi Myofacial Pain
Pada kasus myofacial
pain yang mana di temukan adanya trigger
point area, umumnya pada otot atau facia (pembungkus otot), yang lama kelamaan
menjadi abnormal dan menjadi nyeri yang menyebar.
Akibat postur tubuh yang buruk menyebabkan
ketegangan otot yang lebih lama dari pada fase rileksasi (dimana otot tidak
berkontraksi secara terus menerus) keadaan yang melebihi batas critical load
sehigga menimbulkan kelelahan pada otot (penumpukan asam laktat yang berlebih)
Kelelahan tersebut lama-kelamaan
mengakibatkan spasme lokal, bila berlangsung lama menimbulkan taut band
sehingga menstimulasi fibroblast dalam facia untuk menghasilkan lebih banyak
collagen kemudian membuat perlengketan yang tidak beraturan (abnormal cross
link), hal ini yang menyebankan terjadinya myofacial pain syndrom
1 comments:
Chest pain is considered a chief symptom of heart related problems.
It can occur due to various causes such as heart attack, pulmonary embolism,
thoracic aortic dissection, oesophageal rupture, tension pneumothorax and cardiac tamponade. muscle pain reliefin Hong kong
Post a Comment